Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sangat geram dengan pemberitaan yang menyebut ada barter antara dirinya dengan Agung Podomoro Land. Barter ini terkait anggaran penggusuran Kalijodo dan kontribusi tambahan reklamasi.
Nada suaranya meninggi dan wajahnya memerah. Ahok kembali menegaskan tak ada barter.
Menurut dia, istilah barter tidak tepat dan merupakan fitnah.
"Bukan barter namanya, tapi kontribusi tambahan. Anda memfitnah saya, seolah-olah saya barter dapat 300 sekian miliar di kertas dari mana dan KPK juga tidak mengakui," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Baca Juga
Dia menilai, meski belum ada diskresi, kontribusi tambahan akan diatur dalam perundangan yakni perda. Walaupun, pembahasan perda tersebut tertunda karena adanya suap ke Ketua Komisi D DPRD DKI M Sanusi.
Oleh karena itu, lanjut dia, kontribusi tambahan yang diminta pemprov sudah ada landasan yakni PKS.
"Seolah-olah saya salah mengeluarkan itu (rumusan kontibusi 15 persen) karena belum ada diskresi. Ya enggak apa-apa, kan sudah ada PKS itu namanya diskresi pejabat," ucap Ahok.
Kontribusi tambahan ini, kata Ahok, berlandaskan perjanjian kerja sama (PKS). Hal tersebut tidak masalah selama pengembang tidak keberatan dan menuntut Pemprov DKI.
"Kalau pengembang nanti nuntut saya, itu semua salah yang membuat beritanya!" ujar Ahok dengan nada tinggi.