Selama di Singapura La Nyalla Bak Hantu

Keberadaan La Nyalla baru terendus saat pihak berwenang Singapura menangkap dan mendeportasi pada Selasa pagi, 31 Mei 2016.

oleh Muslim AR diperbarui 01 Jun 2016, 02:39 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2016, 02:39 WIB
20160531- La Nyalla di Kejagung-Jakarta- Helmi Afandi
La Nyalla tiba pukul 19.30 WIB di Kejagung, Selasa (31/5/2016). Mengenakan kemeja batik warna cokelat, dia dibawa menggunakan mobil Innova warna hitam. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - La Nyalla Mattalitti lihai bersembunyi. Selama di Singapura keberadaan dia tak terdeteksi. Ketua Kamar Dagang Industri Jawa Timur yang kini jadi tersangka itu baru terendus saat pihak berwenang Singapura menangkap dan mendeportasi pada Selasa pagi, 31 Mei 2016.

"Tak terdeteksi, di mana dia. Tapi dari perlintasan kami monitor terus keluar masuknya. Posisi ada di mana kita awasi," kata Asisten Atase Imigrasi pada KBRI Singapura Sandi Andaryadi di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (31/5/2016) malam. 

Sandi ragu, apakah selama tinggal di Singapura La Nyalla seorang diri, atau tinggal bersama siapa. Namun, yang jelas dari keterangan pihak berwenang Singapura pada Sandi, saat ditangkap Ketua PSSI nonaktif itu tak melawan.

Sandi menerangkan, La Nyalla diusir dari Singapura karena pelanggaran imigrasi berupa overstay. Ia masuk Singapura pada 29 Maret 2016 dengan bebas visa.

"Kemudian ia diberi jangka waktu satu bulan untuk tinggal dan berakhir pada 28 April 2016. Sejak tanggal 28 April, La Nyalla tidak melapor ke pihak keimigrasian," Sandi menjelaskan.

Setelah ditangkap, ia diserahkan ke KBRI Singapura dan diberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk sekali jalan ke Indonesia. La Nyalla diterbangkan ke Indonesia dengan Garuda Indonesia GA 835 dengan rute Penerbangan Singapura-Jakarta.

La Nyalla ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejati Jatim dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur dalam pembelian saham IPO Bank Jatim. Ia melarikan diri sehari sebelum surat cekal terhadap dirinya diterima imigrasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya