Saat Haul ke-3 Taufiq Kiemas, Jokowi Teringat Reshuffle Kabinet

Jokowi sempat menyinggung mengenai rencana reshuffle kabinet di awal sambutannya..

oleh Silvanus Alvin diperbarui 08 Jun 2016, 18:29 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 18:29 WIB
20160416-Wawancara-Khusus-Bogor-Jokowi-AY
Presiden RI Joko Widodo menjelaskan saat wawancara khusus dengan group SCTV di Istana Bogor, Sabtu (16/4). Jokowi membeberkan semua program kerja pemerintahannya dan menjelaskan sikap tegas pemerintah atas tindakan terorisme. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri acara Haul atau peringatan 3 tahun wafatnya Taufik Kiemas yang digelar di kediamanan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Jokowi yang diberi waktu menyampaikan sambutan oleh tuan rumah sempat menyinggung mengenai rencana reshuffle kabinet di awal penyampaiannya.

"Saya jadi ingat reshuffle kalau seperti ini," kata Jokowi, Rabu (8/6/2016).

Hal ini bermula ketika Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj bertanya jumlah menteri yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU). Setelah itu, Jokowi pun langsung menyebutkan sudah ada perwakilan NU di kabinetnya.

"Saya mau klarifikasi pada Pak Kyai mengenai menteri NU. Tadi diam-diam saya hitung ada 6, Pak Kyai. Dari NU itu ada perwakilannya," tutur dia.‎

"Kalau yang dari Muhammadiyah, karena Pak Haedar (Ketua Umum PP Muhammadiyah) enggak tanya, saya tidak hitung," tambah Jokowi.

Dalam Haul ini hadir menteri-menteri Kabinet Kerja, antara lain adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.‎

Hadir pula Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, mantan Wakil Presiden Boediono, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Kabar akan dilakukannya reshuffle kabinet kerja telah beredar sejak awal tahun 2016 lalu. Beberapa menteri yang dianggap berkinerja buruk dikabarkan akan diganti oleh Jokowi.

Selain itu, dua partai yang baru bergabung menjadi partai pendukung pemerintah, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar juga akan mendapatkan jatah kursi menteri di kabinet kerja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya