Macet Parah di Brebes Exit, Ketua DPR Nilai Perlu Ada Evaluasi

Akom menilai, lima gerbang tol Brebes Exit tidak mendukung. Sementara volume kendaraan sangat besar.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 04 Jul 2016, 20:58 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2016, 20:58 WIB
20160703-Pintu Tol Brebes Timur Macet Parah, Kendaraan Mengular Hingga 20 Km
Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Minggu (3/7). Hingga pukul 13.00 WIB, antrean kendaraan di Jalur tersebut telah mencapai 20 kilometer. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pintu keluar tol Brebes Timur merupakan titik macet paling parah pada mudik Lebaran tahun ini. Penyebabnya, kendaraan dari jalur pantai utara Pulau Jawa (Pantura) dan jalan tol berebutan masuk ke jalur yang lebih sempit.

Ketua DPR Ade Komarudin menilai kemacetan di Brebes Timur lantaran banyaknya pemudik yang mengantre di rest area tol Brebes Timur, sehingga membuat jalur tol menyempit.

Hal ini ia sampaikan usai memantau langsung situasi arus mudik menggunakan helikopter di sepanjang jalur Pantura-Tol Cikopo-Tol Brebes Timur.

"Di situ padat sekali, sedangkan antrean panjang, di bahu jalan. Nah di luar juga, begitu mereka keluar dari sana, kendaraan juga menumpuk," kata Ade di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/7/2016).

Kemudian di pintu keluar tol Brebes Timur, hanya ada lima gerbang. Ia menilai, lima gerbang tol tersebut, tidak mendukung, sementara volume kendaraan sangat besar.

"Di pintu tol di Cikarang Utama ada 35 pintu. Di sana cuma lima pintu. Begitu keluar dari sana ada satu titik dari arah Pantura yang dari sini padat, dari araha Pantur juga padat," ucap pria yang biasa disapa Akom itu.

Selain itu, sambung Akom, pemudik juga dihadapkan dengan banyaknya titik-titik pemberhentian setelah keluar dari Brebes Timur. Di antaranya adalah persimpangan yang masuk ke jalur Pantura, kemudian jalur kereta api yang setiap 20 menit melintas, lalu banyaknya yang mengantre di pom bensin.

"Evaluasi yang akan datang dan jangka panjang, yang paling penting itu soal fly over Brebes. Karena ada pintu kereta, yang setiap 20 menit sekali menutup. Akhirnya macet. Itu lebih bagus diatasi dengan fly over," Akom menerangkan.

Di satu sisi, politikus Partai Golkar ini menilai antusias pemudik untuk menggunakan jalur Tol Brebes cukup besar. Sedangkan untuk jalur alternatif malah kurang diminati pemudik.

"Kalau melihat itu, lebih bagus pergunakan jalan-jalan alternatif. Tidak hanya jalan tol yang dinikmati. Karena semua orang berbondong-bondong ke sana dan akhirnya tumpuk di situ semua. Kan bisa lewat Jomin, Kopo, dan jalur Selatan," ujar Akom.

"Kami sarankan pemudik lewat jalur alternatif biasanya sebelum jalur tol Brebes jadi," Akom mengimbau.

Meski demikian, Akom menilai hingga kini petugas dari kepolisian masih terus berupaya mencairkan kemacetan di titik tersebut.

"Kita terus terang saja, tadi puas dengan kinerja polisi, bagus mengatasinya di sana (Brebes Timur)," Akom menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya