Liputan6.com, Jakarta - Keranda jenazah telah dibungkus kain hijau dan untaian bunga. Siap untuk dibopong dan dibawa ke peristirahatan terakhir.
Lantunan azan berkumandang saat jasad yang telah rapi terbungkus kain kafan mulai dimasukkan ke dalam liang lahat. Sambil mengamati lekat-lekat pemandangan itu, air mata Endang Mulyani tumpah. Meski pipinya basah, dia tetap tegar.
Inilah kali terakhir dia memandangi langsung wajah pria itu, Husni Kamil Manik. Sang suami yang belum genap 41 tahun itu telah menghadap Ilahi meninggalkan dirinya dan 3 buah hati mereka.
Tak cuma Endang dan buah hati mereka. Kesedihan juga terpancar dari raut-raut wajah yang lain. Dari keluarga hingga pejabat.
Husni yang mengemban tugas sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)‎ sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina sejak Rabu 6 Juli 2016 pagi dan dinyatakan meninggal dunia oleh dokter pada Kamis 7 Juli 2016 pukul 21.10 WIB.
"Kami atas nama keluarga Husni Kamil Manik, kami memohon maaf kepada seluruh yang hadir, di dalam kesehariannya mungkin ada tingkah polah yang kurang berkenan dalam kesehariannya begitu pula kepada masyarakat Indonesia kami memohon maaf. Mumpung di bulan syawal yang fitri ini memohon dengan sangat dibukakan pintu maafnya," kata kakak kandung Husni, Arfan Manik saat masih di rumah duka.
Advertisement
Kepergian Husni
Kepergian Husni karena penyakit diabetes membuat rekan dan keluarga terpukul. Perwakilan keluarga, Zulkarnaen, bercerita awal mula Husni dirawat di RSPP sampai akhirnya meninggal dunia. Dia mengungkapkan, awalnya Husni mengeluh atas bisul yang ada di kakinya.
Kala itu Husni baru saja selesai menunaikan salat Subuh pada Rabu 6 Juli 2016. "Jam 05.30 WIB, dari rumah dibawa ke rumah sakit terdekat," kata Zulkarnain di rumah duka, Jakarta Selatan, Jumat dini hari (8/7/2016).
Di rumah sakit itu, sambung Zulkarnain, Husni sempat mendapatkan perawatan intensif. Tapi dokter menyarankan kepada keluarga untuk segera membawa Husni ke rumah sakit yang lebih besar lantaran kadar gulanya yang tinggi.
Advertisement
Husni pun sempat dibawa pulang ke rumah. Usai salat Idul Fitri keluarga pun membawa Husni ke RSPP. "Beliau tidak dapat salat Id. Hanya salat Subuh saja," ujar Zulkarnain.
Tiba di RSPP, Husni langsung masuk ke UGD. Kemudian tak lama Husni dipindahkan ke ICU. Kadar gulanya kembali meningkat. Zulkarnain menuturkan, pada Kamis malam sekitar pukul 20.50 WIB pihak keluarga mendapat informasi keadaan Husni kian memburuk.
Bahkan Husni berhenti berkomunikasi dengan keluarga. Padahal sebelumnya komunikasi Husni lancar. Baik dengan keluarga ataupun dengan para tamu.
"Di ICU kan termonitor semuanya. Tiba-tiba Beliau gagal napas. Itu begitu cepat sampai pukul 21.00 WIB, dokter menyatakan beliau meninggal," ungkap Zulkarnain.
Sebelum meninggal, melalui akun Twitter-nya @husnikamilmanik, Husni sempat 'mencuit' atau menuliskan kata-kata yang diambil dari Alquran Surat Ali Imran ayat 159. Tweet itu ditulis Husni Kamil Manik tiga hari sebelum dirinya jatuh sakit dan dirawat di RSPP.
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal lah kepada Allah," tulis Husni.
Sebelum meninggal dunia, Husni masih bekerja seperti biasa. Bahkan pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, itu sempat mengikuti rapat yang berlangsung sampai dini hari pada 1 Juli 2016.
Seperti disampaikan Komisioner KPU, Juri Ardiantoro. "Bekerja normal seperti biasa, dan Jumat (1 Juli 2016) sebelum Lebaran kemarin beliau ikut rapat hingga dini hari dan salat subuh bareng saya," ujar Juri.
Juri mengungkapkan, seminggu sebelum Lebaran, Husni sempat mengeluhkan sakit pada kakinya. Sang Ketua KPU pun meminta izin tidak bisa mengikuti rapat dengan jajaran KPU.
"Pernah mengeluh kakinya sakit, ada rapat dan beliau izin mau ke dokter," ungkap dia.
Menurut Juri, Husni tidak pernah mengeluhkan penyakit apa yang dideritanya. Jika pun bercerita, Husni hanya menceritakan sakit-sakit yang ringan saja.
Pria Baik
Doa tak henti-henti mengalir untuk pria kelahiran 18 Juli 1975 itu. Termasuk doa dari sejumlah tokoh dan pejabat negeri ini.
"Ya Allah kami berdoa di hari Jumat di hari yang baik, untuk almarhum yang kami kenal baik, terima doa kami ya Allah, terima bahwa beliau orang baik," kata Ustaz Yusuf Mansur saat memimpin doa pelepasan jenazah di rumah duka, Jalan Siaga Raya Nomor 23 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Di mata para pembesar negeri, Husni merupakan orang baik dan pekerja keras. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melayat. SBY tiba di rumah duka sekitar pukul 10.30 WIB didampingi kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.‎
"Saya mengenang sosok almarhum orang yang sangat baik, tenang, cakap memimpin menghadapi berbagai permasalahan. Menghadapi tekanan kanan-kiri, beliau selalu tegar bersikap, independen dan netral tak berpihak, pandai memelihara jarak dengan partai dan kekuatan politik manapun. Bahkan memelihara jarak dengan pemerintah," ucap Ketua Umum Partai Demokrat itu.
SBYÂ pun mengingatkan kembali jasa-jasa yang telah dilakukan Husni selama menjadi Ketua KPU.
"Sukses politik dan demokrasi tahun-tahun terakhir ini antara lain berkat jasa KPU dengan jajarannya dan itu semua atas kepemimpinan dan kearifan dari almarhum selaku pimpinan KPU. Itulah kenangan indah kita semua, Semoga ini menguatkan untuk berdoa agar almarhum diterima di sisi Allah," ujar SBY.
Tak cuma SBY yang memiliki kesan mendalam tentang Husni. Presiden Jokowi pun sama. Di mata Jokowi, Husni Kamil Manik merupakan sosok yang berintegritas tinggi dan sangat sederhana.
"Saya melihat beliau sangat bekerja keras, dengan integritas yang sangat baik dalam menyelenggarakan, menyiapkan, merencanakan, dan melaksanakan pilkada di daerah, pemilihan bupati, wali kota, gubernur, serta pemilihan presiden," ucap Jokowi.
Sementara itu, bagi Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqqie, Husni merupakan sosok yang sangat cemerlang dalam memimpin. Menurut dia, keberhasilannya dapat dilihat dari penyelenggaraan pemilu beberapa waktu lalu.
"Almarhum masih muda mempunyai prestasi yang cemerlang dan sangat berhasil memimpin KPU RI. Dalam bekerja, almarhum saya nilai bertangan dingin," tutur Jimly di rumah duka.
"Insya Allah kami semua menjadi saksi bahwa Pak Husni adalah orang yang baik. Karena itu kami doakan yang terbaik untuknya di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," ujar dia.
Hal yang sama juga dikemukakan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang mengaku mengenal cukup baik sosok Husni. Di mata Badrodin, ayah 3 anak itu dinilai sangat bersahaja dan sederhana.
Pria berkumis itu pun mendoakan agar semua amal kebaikan Husni Kamil Manik diterima di sisi Tuhan.
"Beliau cukup baik sosoknya, semoga beliau diampuni segala dosanya dan diterima Allah," ucap Badrodin.
Mantan Ketua Umum PANÂ Hatta Rajasa juga melayat jenazah Husni Kamil Manik. Usai melayat, Hatta yang pernah jadi calon wakil presiden saat Pilpres 2014 lalu itu terkenang dengan pembawaan Husni yang tenang.
Padahal Husni memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat sebagai ketua lembaga penyelenggara pemilu.
"Sosoknya yang muda dan tenang dalam keadaan sesulit apapun dan bisa mengatasi persoalan‎," kata Hatta Rajasa.
"Tidak pernah terdengar sakit, saya ditelepon sama teman kabar meninggalnya beliau lalu saya buka sosial media banyak yang pasang foto (Husni) dan saya harap itu tidak benar. Tapi ternyata kabar itu benar," ucap dia.
Sementara Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengenang almarhum Husni Kamil Manik sebagai sosok pemikir dan pekerja keras. Dia mengaku terkejut mendengar kabar duka tersebut, karena beberapa waktu sebelumnya bertemu dengan Husni di Kantor Kemendagri.
"Saya akan selalu mengenang sosok pemikir dan pekerja keras yang demokratis, komunikatif dan memegang prinsip," kata Mendagri Tjahjo Kumolo.
Semasa muda, Husni yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 18 Juli 1975 itu aktif dalam berbagai kegiatan politik. Dia juga berpengalaman sebagai pemantau pemilu sejak lulus kuliah di Universitas Andalas.
Selamat jalan, Husni Kamil Manik...