Liputan6.com, Jakarta - Tangis I Made Sandy Salihin, saudari kembar Wayan Mirna Salihin pecah di ruang sidang Kartika I, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sandy yang datang ke persidangan pembunuhan kakaknya bukan sekadar sebagai pengunjung. Ia bersaksi untuk membuat benderang kasus Kopi Sianida di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Saya nggak bisa lupain muka Mirna saat itu (meninggal di RS Abdi Waluyo). Mulut dia biru. Saya bangunin, dia nggak bangun-bangun. Saya tanya ke dokter, saudara kembar saya kenapa. Dokter nggak ada yang bisa jawab," ucap Sandy terbata-bata dengan berurai air di ruang sidang Kartika I, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).
Baca Juga
Saat itu Hanie Juwita Boon yang juga menangisi kepergian Mirna, memeluk Sandy. Sandy mengaku sambil menangis, ia menelepon adik Mirna bernama Febrina yang sedang kuliah di Australia.
Advertisement
Ia mengabarkan kepada Ebi, panggilan akrab Febriana, bahwa Mirna telah tiada. Di situ menurut Sandy, Jessica tak terlihat menitikkan air mata setetes pun. Jessica bahkan ikut menenangkan dirinya.
"Katanya, 'Bukan salah kita. Mirna sudah tenang di sana. Lalu dia minta izin saya mencium Mirna," tutur Sandy.
Di mata Sandy, Mirna adalah sosok kakak yang tegas, ceplas ceplos dan memang suka memberi nasihat kepada saudara bahkan teman-temannya yang menurutnya telah melakukan kesalahan. Namun Sandy membantah jika sifat-sifat tersebut membuat kakaknya memiliki banyak musuh.
"Mirna kakak yang keras, suka nasehatin saya. Baik lah pokoknya. Mirna tak punya dendam dan musuh dengan orang lain," tutup Sandy.