Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri menegaskan pihaknya masih terus menyelidiki keterlibatan pihak lain dalam kasus vaksin palsu. Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus, Brigadir Jenderal Agus Setya memberi sinyal kemungkinan tersangka baru dari kasus yang menyedot perhatian masyarakat ini.
"Penyidikan masih berlangsung. Tidak berarti hanya 23 tersangka, mungkin akan ada penambahan," kata Agung di diskusi mingguan bertema 'Jalur Hitam Vaksin Palsu', di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).
Agung menjamin bahwa proses hukum para tersangka ini sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. Serta berdasarkan fakta dan barang bukti yang didapat pihaknya.
"Bukti, fakta yang akan membuat penetapan tersangka," terang Agung.
Saat ini sudah 40 saksi diperiksa Bareskrim. Sementara 7 saksi ahli dari Balai Pusat Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) serta Kemenkes dilibatkan dalam penyidikan vaksin palsu tersebut.
"Penegakan hukum akan kita maksimalkan dalam pembuktian dan berharap hakim dapat memberikan piutusan seadil-adilnya," kata Agung.
Dari 23 tersangka tersebut, mereka di antaranya adalah produsen, distributor, bidan, sampai dengan dokter.