Lestarikan Budaya Daerah, Kemendikbud Gelar Lomba Tari Anak

Lomba tari anak berlangsung dua hari, yaitu pada Sabtu dan Minggu, 6-7 Agustus 2016 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

oleh Audrey Santoso diperbarui 05 Agu 2016, 06:59 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 06:59 WIB
20160423-Ratusan Pelajar Yogya Flash Mob Tari Tradisional di Hari Sumpah Pemuda-Jakarta
Sejumlah anak berpartisipasi mengikuti flash mob tari tradisional pendet asal Bali di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Sabtu (23/4). Kegiatan ini menyambut peringatan ulang tahun Museum Nasional Indonesia pada 24 April 2016 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan informasi dan teknologi serta pengaruh gaya hidup dunia barat mengancam kelestarian budaya Indonesia saat ini. Dapat dipastikan, tak semua generasi muda tahu seluk beluk sejarah daerahnya dan produk budaya tanah asalnya.

Untuk menjaga budaya kedaerahan agar tetap lestari, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan Festival Tari Nasional 2016. Acara ini diperuntukkan khusus untuk anak-anak dengan tujuan menumbuhkan kecintaan generasi mendatang terhadap seni tari asli Indonesia.

"Acaranya akan dilangsungkan selama dua hari, yaitu dari Sabtu 6, Agustus hingga Minggu, 7 Agustus 2016 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Kamis, 4 Agustus 2016 malam.

Seperti digambarkan Hilmar, masing-masing dari 34 provinsi akan mengirim perwakilan daerah mereka dalam bentuk kelompok tari. Setiap kelompok tari terdiri dari anak berusia 8-12 tahun akan menyuguhkan tarian bertema "Lihat Aku Menari".

"Anak-anak Indonesia berpotensi memiliki daya kreatif yang luar biasa. Penanaman nilai budi pekerti pada anak-anak merupakan modal penting dalam menumbuhkembangkan rasa percaya diri," kata Hilmar.

Dengan digelarnya acara kesenian ini, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud juga bermaksud ingin memetakan perkembangan tari tradisional berdasarkan tingkat antusiasme anak.

"Peserta nantinya juga harus menggarap karya baru. Hanya saja, karya baru tarian tersebut harus berbasis tradisi atau bersumber dari cerita lokal daerah masing-masing," ucap Hilmar.

Pegiat seni tari yang akan terlibat dalam penilaian pemenang adalah Ery Mefri koreografer asal Minangkabau, Wiwiek Widyastuti yang pernah menjabat sebagai Komite Seni Tari Dewan Kesenian Jakarta, Setyastuti, Lilis Sumiati, dan Frans Sartono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya