Liputan6.com, Jakarta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyebut kalau 99 anak korban prostitusi online untuk kaum gay di Bogor, Jawa Barat berasal dari keluarga mampu secara ekonomi. Mereka mengaku tergiur ajakan pelaku melalui media sosial.
"Anak-anak ini ekonominya baik, mereka kemudian tergiur ajakan-ajakan di medsos. Pelakunya ini kan juga residivis, dia pernah ditangkap atas kasus yang sama tapi terhadap perempuan. Kemudian keluar, malah menyasar anak-anak," ungkap Yohana usai rapat dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Ia menuturkan jaringan prostitusi online memang sulit terdeteksi. Untuk itu, Kementerian PPPA akan bekerja sama dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) untuk mengungkap jaringan-jaringan yang masih tersisa.
Advertisement
"Kami belum mengadakan koordinasi dengan kementerian itu (kemkominfo) tapi pasti akan segera. Selama ini kami ingin mendeteksi itu modus-modus terselubung, jadi susah untuk dideteksi," ujar Yohana.
"Saya pikir dengan adanya kasus ini sudah saatnya kita naik untuk mencegah supaya tidak menjalar lagi ke anak-anak lainnya," sambung dia.
Kementerian PPPA, lanjut dia, akan melakukan pendampingan terhadap 99 korban yang telah diungkap oleh Bareskrim Mabes Polri tersebut. Selain itu, Kementerian PPPA juga menyiapkan psikolog untuk memulihkan mental para korban.
"Jadi setiap kasus kami cepat datangi kediaman korban, termasuk dengan melihat korban, melihat sejauh apa traumanya. Kita juga sudah siapkan psikolog untuk menangani, karna hal tersebut yang paling darurat untuk dilakukan," Yohana menandaskan.