Liputan6.com, Jakarta Kepala Bidang Kesehatan Haji PPIH dr Eka Yusuf mengungkapkan angka kematian jemaah haji pascaprosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) cenderung meningkat dalam dua hari terakhir. Bahkan angka itu tembus 102 jemaah wafat dalam kurun sembilan hari.
Untuk menekan angka kematian semakin tinggi, pihaknya telah melakukan beberapa langkah. Di antaranya dengan menginstruksikan kepada petugas kesehatan untuk terjun ke sektor.
Selain itu juga tim promotif preventif lebih digerakkan dalam mengedukasi jemaah terkait tindakan yang dilakukan usai Armina.
Advertisement
"Ada tiga hal yang harus dilakukan jemaah, pertama yaitu perbaiki asupan gizi. Makanan dan minuman harus baik termasuk di dalamnya tim kesehatan untuk menyuapi jemaah sakit. Sedangkan jemaah yang sehat terus diedukasi agar jaga kesehatannya," ujar Eka di Jeddah, Senin (19/9/2016) waktu Saudi
Kemudian yang kedua, lanjut dia, jemaah diminta membatasi aktivitas fisik yang tidak perlu. Seperti melakukan bepergian yang jauh dari pemondokan. "Karena banyak jemaah yang sudah sepuh," ucap dia.
Dan yang terakhir dan terpenting ialah jemaah harus tetap mewaspadai bahaya heat stroke. Kendati pihaknya berhasil menyatakan tak ada kematian akibat heat stroke, namun ancaman itu masih tetap ada.
"Jadi gizi dan heat stroke itu tolong diperhatikan," pinta Eka.
Sedangkan terkait jemaah yang sakit, kata dia, jumlahnya lebih banyak. Ini disebabkan kondisi jemaah yang sebagian besar berasal dari kalangan Risti (berisiko tinggi).
"Jumlah jemaah risti kita mencapai 66,3 persen. Yaitu sekitar 112 ribu," pungkas Eka.