Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto menerima kunjungan dari Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Rashad Mahmood. Sejumlah hal penting pun dibahas kedua pejabat tinggi ini.
Wiranto menyatakan, selain membicarakan pengembangan hubungan pertahanan kedua negara, masalah terorisme juga dibicarakan.
"Saya juga menyampaikan bagaimana Indonesia concern masalah terorisme," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Advertisement
Dia menyebutkan, Rashad mengerti betul bagaimana peranan Indonesia dalam membasmi terorisme. Pujian pun dilayangkan orang nomor satu di militer Pakistan tersebut.
Selain itu, Wiranto mengatakan RI dan Pakistan mempunyai kerja sama pertahanan. Salah satunya di bidang alutsista. "Sejak dulu sudah ada, terutama soal tukar menukar info soal alutsista," papar dia.
Dari keterangan yang disampaikan Rashad, Pakistan mengakui kemampuan persenjataan yang dikembangkan Indonesia. Karena itu, RI telah menawarkan beberapa jenis senjata ke Pakistan.
"Kita sudah menawarkan alutsista untuk mereka gunakan, seperti Anoa, senapan serbu, dan pesawat CN-235, mereka mengerti kita punya produk alutsista seperti itu," jelas Wiranto.
Tak hanya alutsista, kerja sama pertahanan kedua negara juga terwujud dalam bidang pendidikan.
"Hubungan antara Angkatan Bersenjata Pakistan dan Indonesia sudah berjalan sangat lama. Sudah banyak sekali kita tukar menukar siswa Seskoad, Lemhanas," sebut Wiranto.
"Pada saat menjadi siswa Seskoad tahun 82. Temen saya dari Pakistan sudah ada, terus-menerus mereka kirimkan siswa ke Seskoad, Seskoau, Seskoal dan Lemhanas," sambung dia.
Walau begitu, dia mengatakan, baik militer Indonesia dan Pakistan tak mau berpuas diri, karena masih ada ruang agar relasi kedua negara ditingkatkan. "Dia minta hubungan ini terus dipelihara, dikembangkan, ya seperti biasa," pungkas Wiranto.