Liputan6.com, Jakarta - Arus lalu lintas yang padat, saling salip, hingga kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, menjadi pemandangan sehari-hari di depan Asrama Polisi Kalideres, Jakarta Barat.
Jelas, ini menjadi buah simalakama bagi pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan. Sebab, jika mereka menggunakan jembatan penyebarangan orang (JPO), keselamatan mereka pun terancam.
Liputan6.com, Kamis (29/9/2016) mencoba menelusuri JPO Kalideres itu. Saat menginjakkan kaki di tangga pertama, derit dan dentuman kecil terdengar dari lantai yang terbuat dari pelat baja itu.
Advertisement
Beberapa lantai sudah mulai keropos dan penuh tambalan, serta licin akibat gesekan alas kaki pengguna jalan. Pagar pengaman juga sudah mulai goyah, akibat karat yang terus menggerogoti.
Bahkan, satu penyangga di bawah anak tangga sudah hilang. Tak hanya itu, dari penampakan fisik jembatan itu sebagian besar rangka jembatan itu sudah berkarat, karena lapisan cat sudah hilang.
"Enggak cuma bunyi klontangnya, Mas, kalau papasan sama orang banyak, sudah berayun gitu, khawatir lah," ujar Nunuk, seorang pengguna JPO Kalideres kepada Liputan6.com, Kamis (29/9/2016).
Nunuk kerap menggunakan JPO itu lantaran tak ada pilihan lain. Jembatan lain memang ada, tapi berjarak sekitar dua kilometer dari jembatan itu. Sehingga, jembatan ini jadi pilihan satu-satunya bagi para pejalan kaki.
Adapun penyeberangan lain di lampu merah, hanya bisa dipakai para pejalan kaki saat tengah malam. Sebab, pagi hingga sore hari para pejalan kaki harus berebut dengan pengendara sepeda motor.
Tiyem, warga sekitar mengatakan, beberapa kali JPO Kalideres ditambal, namun tidak secara menyeluruh. Tambalan hanya di lantai bagian tengah, sedangkan lubang-lubang kecil di tepi lantai dibiarkan menganga.
"Empat bulan yang lewat kalau enggak salah ada yang ngelas di atas, nambel lantainya," kata Tiyem, yang sehari-hari berjualan minuman di bawah JPO Kalideres.
Sementara, Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat, Anggiat Banjanahor, mengatakan, ada 10 JPO yang merupakan tanggung jawabnya, dari total 44 JPO yang ada di Jakarta Barat.
Menurut Anggiat, JPO tersebut terbagi tiga jenis. JPO yang terhubung halte Transjakarta, JPO yang melintasi jalan tol, dan JPO biasa.
Anggiat mengatakan pihaknya tengah membahas untuk perbaikan JPO Kalideres yang mengalami kerusakan tersebut.
JPO kini menjadi sorotan publik, setelah JPO di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ambruk pada pekan lalu. Insiden ini merenggut empat nyawa.