Pantang Menyerah: Perjuangan Mbah Darmo Menjual Jasa Timbangan

Mbah Darmo tidak memasang tarif bagi siapa saja yang menggunakan jasanya.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Sep 2016, 13:59 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2016, 13:59 WIB
Perjuangan Mbah Darmo Menjual Jasa Timbangan
Mbah Darmo tidak memasang tarif bagi siapa saja yang menggunakan jasanya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang kakek 75 tahun berjalan kaki puluhan kilometer setiap harinya. Bermodalkan sebuah timbangan, ia mampu memenuhi kehidupan keluarganya. 

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (30/9/2016) dengan modal timbangan tua dan alat pengukur tekanan darah, Wiryo Sudarmo atau biasa disapa Mbah Darmo berangkat dari rumah kontrakannya di kawasan Pulo Gebang, Jakarta Timur untuk menyusuri jalanan Jakarta.

Sudah 23 tahun mbah Darmo berjalan kaki puluhan kilometer menyusuri jalan sepanjang Kalimalang, Pondok Kelapa hingga ke kawasan Taman Mini dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB. Terik matahari dan hujan tak menyurutkan langkahnya.

Setelah ditinggalkan istrinya pada 1993, Mbah Darmo mencoba membuka usaha dengan berjualan bakso, namun ketatnya persaingan dan kurangnya modal membuat usahanya tak berkembang. Namun Mbah Darmo tak pernah menyerah.

Bukan tanpa alasan kenapa dirinya harus berjalan hingga puluhan kilometer. Dalam sehari Mbah Darmo mampu membawa uang Rp 30 ribu, tak memasang tarif bagi siapa saja yang menggunakan jasanya.

Tak ada kata menyerah untuk mencari nafkah. Mengemis dan meminta-minta tak ada dalam kamusnya. Perjuangan dan kegigihan pria 6 cucu ini menjadi motivasi dan inspirasi banyak orang.

Tak ada harapan besar dari sang kakek ini, ia hanya punya keinginan agar tetap selalu selalu diberi kesehatan.

Bagaimana perjuangan Mbah Darmo? Simak dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (30/9/2016) di bawah ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya