Liputan6.com, Probolinggo - Ribuan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng pimpinan Taat Pribadi mulai meninggalkan tenda-tenda padepokan di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Gading, Probolinggo. Hanya ada puluhan orang yang masih bertahan di sana hingga Senin, 3 Oktober 2016.
"Dari 3.119 orang pengikut, sekarang tinggal 86 orang yang masih bertahan," kata Camat Gading Slamet Hariyanto, di sela rekonstruksi di padepokan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Probolinggo, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, warga memang mengimbau para pengikut Taat Pribadi untuk segera meninggalkan padepokan. "Kami mengatakan kepada mereka bahwa kalau mereka tidak pulang bisa jadi tumbal. Kami kan memikirkan mereka," Slamet menjelaskan.
Advertisement
Dia menegaskan, tak ada warganya yang jadi pengikut Taat Pribadi. Pengikut Taat Pribadi lebih banyak berasal dari Pasuruan, Situbondo, dan luar Jawa.
Namun, apakah warga pernah merasa khawatir dengan aktivitas Taat dan pengikutnya di padepokan tersebut? Slamet membenarkannya. Slamet mengatakan, warga sempat khawatir dengan keberadaan Padepokan Dimas Kanjeng.
Selain itu, warga resah karena para pengikut Taat yang berada di tenda seolah tidak memiliki pekerjaan.
"Yang kami dan warga sempat resahkan itu karena pengikut padepokan tidak bekerja dan memang pengangguran. Maka kami juga mengimbau untuk pengikut itu kembali dari padepokan ke daerah asal masing-masing. Ada yang dari Bali dan Pasuruan," ujar Slamet.
Dia menegaskan, pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, memang sering melakukan istigasah besar serta bakti sosial di sekitar desa setempat.
"Para pengikutnya juga sering melakukan istigasah dan bakti sosial membagi sembako sejak 2006. Tapi uangnya tidak tahu dari mana kok tiba-tiba mereka melakukan bakti sosial," tutur Slamet Hariyanto.
Namun, lanjut dia, warga tidak pernah curiga atas kegiatan yang dilakukan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Kami hanya memantau saja atas kegiatan yang sering dilaporkan untuk meminta izin seperti mengadakan pengajian besar dan kegiatan bakti sosial lainnya di hari besar agama Islam, terutama itu," ungkap Slamet.
Sementara, untuk pemulangan pengikut yang masih berada di padepokan, warga akan berkomunikasi dengan Polres Probolinggo.
Pada Senin 3 Oktober 2016, Padepokan Dimas Kanjeng sepi saat salat Zuhur. Tak ada aktivitas saat memasuki waktu salat.