Citarum Meluap, Jembatan Penghubung Cianjur-Bandung Terendam

Beberapa wilayah yang dilalui Sungai Citarum, mengalami abrasi akibat terkikis derasnya arus. Abrasi diperkirakan sudah mencapai 10 meter.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 12 Nov 2016, 19:24 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2016, 19:24 WIB

Liputan6.com, Bogor - Dibukanya Pintu Air 1 Bendungan Saguling membuat debit air Sungai Citarum meluap. Luapan itu membuat Jembatan Bantarcaringin yang menghubungkan Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Bandung Barat terendam.

Kondisi ini membuat warga Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur terpaksa menggunakan jembatan gantung untuk bisa menuju wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Bukan hanya itu, beberapa wilayah yang dilalui Sungai Citarum, mengalami abrasi akibat terkikis derasnya arus. Abrasi diperkirakan sudah mencapai 10 meter.

Pihak PLTA dan pemerintah setempat kini telah menutup areal tersebut sebagai zona berbahaya. Mengingat debit air sungai diprediksi masih akan terus naik.

Camat Haurwangi Djadjat Sudrajat menyatakan sudah menutup jalan dan jembatan yang biasa dilalui warga.

"Sudah zona bahaya, jadi kami tutup sementara," ujar Djajat ditemui di lokasi, Sabtu (12/11/2016).

Pihak kecamatan, lanjut dia, terus berkoordinasi dengan pihak PLTA dan pemerintah daerah untuk mengetahui situasi tersebut.

"Karena khawatir mengancam permukiman penduduk yang ada di bantaran sungai, koordinasi terus dilakukan," kata pria yang akrab disapa Adjat itu.

Polisi Siap Evakuasi Warga

Meski demikian, hingga saat ini ia belum menerima informasi atau keputusan kapan Pintu Air 1 Bendungan Saguling akan kembali ditutup. Yang pasti pintu air baru akan ditutup kembali jika debit air di waduk itu sudah kembali normal.

"SOP-nya kan begitu, kami tidak bisa menuntut pihak bendungan untuk menutup. Pintu dibuka karena dampak naiknya debit air di bendungan," ujar Adjat.

Ia berharap kondisi cuaca di kawasan Bandung segera membaik sehingga debit air di Waduk Saguling kembali normal.

"Ada puluhan ribu jiwa yang tinggal di empat desa ini terancam (terendam). Terutama warga yang tinggal di bantaran-bantaran sungai," kata dia.

Tak hanya aparatur pemerintahan, aparat kepolisian juga disiagakan guna mengamankan lokasi-lokasi terdampak luapan Sungai Citarum.

"Sudah dari kemarin kami berjaga-jaga. Pengamanan akan dilakukan sampai kondisi normal," kata Kapolsek Haurwangi AKP Adjat S.

Dia mengatakan, daerah yang paling terdampak akibat meluapnya air sungai yaitu di Desa Cihea. Ada sekitar 400 kepala keluarga (KK) yang terancam terkena banjir.

"Makanya kami terus memantau pergerakan debit air. Kalau terus membesar tugas kami segera mengevakuasi warga," ucap Adjat.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur Asep Suparman menyatakan belum ada rumah rusak akibat luapan banjir. Menurutnya, hanya bangunan pos ronda di salah satu RT rusak tergerus arus air.

"Sampai saat ini kami belum terima laporan adanya kerusakan rumah warga," ucap Asep.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya