Kapolri Tegaskan Pendemo di Depan Gedung DPR Bukan Massa GNPF MUI

Kapolri menyebut tidak ada pergerakan pendemo 212 dari Monas ke Gedung Parlemen.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Des 2016, 02:36 WIB
Diterbitkan 03 Des 2016, 02:36 WIB
20161128-Kapolri dan GNPF MUI Gelar Pertemuan-Jakarta
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) memberi keterangan di gedung MUI, Jakarta, Senin (28/11). Bersama MUI, Kapolri membahas aksi 2 Desember bersama Ketua Dewan Pembina GNPF-MUI, M Rizieq Shihab. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi Gedung DPR/MPR/DPD Senayan, Jakarta Pusat, Jumat kemarin. Tito datang guna memantau dan memastikan pengamanan dalam salah satu objek vital tersebut. Ia pun menyebut tidak ada pergerakan pendemo 212 dari Monas ke Gedung Parlemen.

"Jadi kalau ada yang melakukan kegiatan di DPR, sebetulnya itu bukan kegiatan dari GNPF MUI, bukan, ini hanya spontan saja," ungkap Tito di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (2/12/2015).

Dia memastikan hal tersebut karena pihak kepolisian telah berdialog dengan tokoh-tokoh utama dari GNPF MUI dan mereka memberikan jaminan bahwa kegiatan hari ini yang paling utama adalah ibadah.

"Ibadah sudah dilaksanakan tadi dari jam 08.00 sampai jam 13.00, dilangsungkan dengan sangat-sangat konsisten, sesuai dengan yang telah direncanakan," ucap Tito.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini pun mengucapkan terima kasih kepada media karena sudah memberitakan berita-berita yang menyejukkan dan tidak memanaskan. Ini semua telah membawa kesejukan.

"Dan saya juga mendapatkan laporan dari seluruh Indonesia, di Medan, Solo, Surabaya, semua kegiatan ibadahnya berlangsung dengan aman dan damai. Inilah yang kita harapkan, mudah-mudahn berkat kerja sama dan tentunya berkat pertolongan Allah SWT, semua dapat berlangsung aman dan damai," tutup Tito.

Orasi di Gedung DPR

Pantauan Liputan6.com, sempat terjadi orasi di depan Gedung DPR/MPR/DPD oleh puluhan orang. Mereka mempertanyakan aparat Polda Metro Jaya yang menangap 10 aktivis dengan sangkaan makar.

Massa datang sekitar pukul 15.30 WIB. Sebuah mobil bak terbuka hitam disulap menjadi mimbar orasi demonstran. Ada spanduk merah bertuliskan 'People Power'.

Dua orang tampak berorasi di atas mobil bak terbuka tersebut. Mereka menuntut aparat menahan Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama. Mereka juga meneriakkan soal penangkapan 10 orang yang diduga merencanakan makar.

"Tadi pagi ada 10 aktivis yang ditangkap dan mereka dibawa paksa," kata salah seorang orator dari atas mimbar orasi.

Setelah itu, puluhan orang dari Forum Syuhada Indonesia (FSI) juga menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR. Mereka menuntut DPR mendesak kepolisian membebaskan 10 orang yang ditangkap atas dugaan upaya makar dan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Eelektronik (UU ITE).

"Kami tidak main-main dengan apa yang kami tuntut, kami menuntut pembebasan kawan-kawan kami yang telah ditangkap tadi pagi," kata Panglima FSI Niko Nugraha.

Hadir pula dalam demo tersebut Lily Wahid yang merupakan adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Lily mengatakan, tujuan unjuk rasa ini bukan untuk makar atau menggulingkan pemerintahan yang sah.

"Kita bersuara di sini bukan untuk melengserkan Presiden, tetapi kami hanya ingin diatur dengan aturan dasar yang benar, yang berpihak kepada rakyat," tegas Lily.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya