Survei: Banyak Terduga Teroris yang Awam soal Agama

Para pelaku kriminal tersebut akhirnya didoktrin oleh pelaku teror untuk aksi yang biasa mereka sebut sebagai jihad.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 22 Des 2016, 17:39 WIB
Diterbitkan 22 Des 2016, 17:39 WIB
DPO Teroris
Daftar kelompok Santoso yang menjadi perburuan aparat di Satuah Tugas Tinombala

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan survei yang dilakukan The Wahid Institute, ternyata banyak terduga teroris yang tak bisa salat atau beribadah. Bahkan, untuk membaca huruf Arab, yang merupakan bahasa Alquran, banyak di antara mereka yang tak bisa.

"Banyak teroris yang sembahyang enggak bisa, baca alif, ba, ta (huruf Arab) juga enggak bisa," ucap Yenny Wahid, pendiri The Wahid Institute dalam diskusi "Darurat Kebhinekaan dalam Intoleransi" di Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2016).

Semua itu diduga lantaran tahanan untuk para pelaku teror tak dipisah dengan mereka yang dipenjara karena kasus kriminal. Para pelaku kriminal tersebut akhirnya didoktrin oleh pelaku teror untuk aksi yang biasa mereka sebut sebagai jihad.

"Banyak dari mereka adalah penjahat, pelaku kriminal, bertemu dengan teroris di dalam penjara. Penjahat tersebut terisi otaknya oleh teroris, mereka masih bisa diperbolehkan untuk merampok, hacking, dan untuk jihad," kata Yenny.

"Bahkan, Ada sebuah geng, mereka mencuri 400 sepeda motor. Ada kelompok yang datang jumatan ke masjid untuk mencuri sepeda motor. Bagi mereka ini tidak salah, karena jihad. Mereka enggak sembahyang juga enggak masalah, yang penting dia jihad," jelas Yenny.


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya