Wakil Ketua MPR: Radikalisme Menguat karena Pemahaman Agama Lemah

Tantangan kebangsaan yang saat ini dihadapi Indonesia adalah pengabaian kepentingan daerah serta fanatisme kedaerahan.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Des 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 06:20 WIB
Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan mengatakan ada beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh MPR.
Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan mengatakan ada beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh MPR.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI EE Mangindaan mengatakan radikalisme dan paham ekstremis muncul akibat lemah dan sempitnya pemahaman keagamaan.

"Radikalisme terjadi di semua agama. Radikalisme mengganggu terhadap pemahaman Pancasila," kata dia dalam sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi, Manado, seperti dilansir keterangan tertulis MPR, Kamis 8 Desember 2016.

Selain radikalisme, kata Mangindaan, tantangan kebangsaan yang saat ini dihadapi Indonesia adalah pengabaian kepentingan daerah serta fanatisme kedaerahan.

"Dalam pilkada, fanatisme kedaerahan ini muncul. Sikap primodialisme terjadi. Seolah-olah yang bisa jadi kepala daerah hanya putra asli daerah. Hal ini mengganggu kebhinekaan," ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Menurut Mangindaan, tantangan kebangsaan juga muncul dari penguasa yang sewenang-wenang.

"Ketika jadi pemimpin seolah semua menjadi miliknya. Kedaulatan adalah di tangan rakyat. Untuk itu keadilan hukum harus ditegakkan," ungkap dia.

Selanjutnya, kata dia, kesenjangan sosial juga merupakan salah satu tantangan kebangsaan, yaitu masih adanya kemiskinan dan pengangguran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya