Tragedi Zahro Expres di Awal 2017

Sebanyak 23 penumpang meninggal, akibat kebakaran Kapal Zahro Expres, 20 di antaranya akibat luka bakar dan tiga lainnya karena tenggelam.

oleh RochmanuddinTaufiqurrohmanDelvira Hutabarat diperbarui 02 Jan 2017, 07:41 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2017, 07:41 WIB
Kebakaran Kapal Zahro Express
(BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Saat pagi yang cerah awal 2017, tiba-tiba kabar duka itu datang. Beberapa warga mendatangi Command Center Muara Angke, untuk melaporkan kebakaran Kapal Zahro Expres itu pada pukul 08.46 WIB. Kapal itu diduga mengangkut ratusan orang dari Muara Angke menuju Pulau Tidung.

Usai warga melapor ke Command Center di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, satu unit kapal medium dan satu unit kapal pemadam meluncur, dan tiba di lokasi kebakaran pada pukul 08.50 WIB.
 
"Posisi kapal di tengah laut masih dalam pemadaman. Korban jiwa satu orang dan korban luka satu orang, kemungkinan masih banyak korban lain. Menurut informasi jumlah penumpang ±100 orang," ujar Kepala Suku Dinas (Kasudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, Edi Rudiyanto, Minggu 1 Januari 2016.

Kabar pun beredar cepat dan simpang siur. Ada yang menyebut Kapal Zahro Expres mengangkut penumpang hampir mencapai 250 orang. Ada juga yang menyebut jumlah korban meninggal lebih dari 20 orang. Begitu juga penyebab kebakaran.

Menentukan jumlah penumpang yang sesuai menjadi kendala, lantaran tidak ada manifesnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, awalnya korban meninggal satu orang hingga bertambah terus hingga 23 orang.

Data terakhir dari BNPB menyebutkan, korban meninggal 23 orang. Sedangkan korban hilang 17 orang, luka-luka 17 orang, dan 194 orang selamat. Serta 31 orang dirawat di Rumah Sakit Atmajaya, Jakarta Utara.

Hangus Terbakar

Kepala Seksi Pencegahan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Kepulauan Seribu Eko Mahendro mengatakan, kebakaran KM Zahro Expres itu diduga berasal dari percikan api mesin yang menyambar ke jeriken berisi bensin.

"Pengerahan dua unit pompa dan satu unit fire boat. Bagian dalam engine kapal hangus dan kondisi kapal tinggal bagian badan nampak luar saja," ujar Eko saat dikonfirmasi, Minggu 1 Januari 2016.

Setelah berhasil mengevakusi semua korban, bangkai Kapal Zahro Expres yang terbakar di perairan Kepulauan Seribu langsung dievakuasi ke Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, jarak lokasi kebakaran ke Pelabuhan Muara Angke sekitar satu mil.

"Kapal terbakar di 1 mil sebelah barat Muara Angke, saat membawa sekitar 200 penumpang yang sebagian besar akan berwisata ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, pada pukul 08.45 WIB," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu 1 Januari 2016.

"Saat ini kapal sudah berhasil ditarik oleh Kapal Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) di pelabuhan Muara Angke. Kondisi kapal gosong dan rusak berat," sambung dia.

Hingga kini penyebab pasti kebakaran Kapal Zahro Expres belum diketahui, karena masih dalam proses penyelidikan.

"Penyebab kebakaran kapal dan jumlah penumpang secara pasti masih dilakukan penyelidikan petugas. Pendataan masih dilakukan," Sutopo menandaskan.

Dahsyatnya kobaran api saat kebakaran terjadi, membuat sebagian penumpang mengalami luka bakar. Sebanyak 20 jenazah korban Kapal Zahro Expres yang
telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami luka bakar.

"20 jenazah sudah tiba, semuanya luka bakar 100 persen," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Umar Shahab di RS Polri, Minggu 1 Januari 2016.

Sementara, tiga jenazah lainnya saat ini masih berada di Rumah Sakit Atmajaya, Pluit, Jakarta Utara. Ketiga jenazah tersebut tidak mengalami luka bakar. Ketiganya penumpang itu meninggal karena tenggelam.

"Tiga korban lainnya yang masih di RS Atmajaya meninggalnya karena tenggelam," ungkap Umar.

Tim medis juga belum dapat mengidentifikasi korban meninggal. Termasuk jenis kelamin mereka. "Jenis kelamin perempuan atau laki-laki belum (bisa diidentifikasi)," Umar menandaskan.

PT Jasa Raharja (persero) Akan Berikan Santunan Rp 10-Rp 25 Juta untuk Korban KM Zahro Expres. Namun, Jasa Raharja masih menelusuri apakah perusahaan kapal tersebut telah terdaftar di asuransi perusahaan pelat merah tersebut.

"Kami meneliti apakah kapal Zahro ikut iuran wajib Jasa Raharja atau tidak," kata Direktur Utama Jasa Raharja Budiarso Setyarso, di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu malam 1 Januari 2016.

Dugaan Pelanggaran



Hampir sebagian besar kapal penumpang di Pelabuhan Muara Angke adalah milik swasta. Termasuk KM Zahro Expres yang mengalami tragedi memilukan pada awal 2017 itu.

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono saat mendatangi RS Atmajaya Pluit, Jakarta Utara, untuk melihat korban yang terbakar Minggu kemarin, 1 Januari 2016, menyebutkan, Kapal Zahro Expres bukanlah milik Pemprov DKI.

"Kami menyampaikan duka kepada penumpang kapal, yang perlu kita ketahui kapal bukan milik Dishub, tapi perorangan," ujar pria yang akrab disapa Soni.

Kendati, Pemprov DKI akan membantu evakuasi dan pengobatan para korban. Kepolisian akan menginvestigasi dan mengevaluasi manajeman kelautan.

"Wakapolda meminta izin lakukan evaluasi dan investigasi mengenai manajemen kelautan di Muara Angke," kata Soni.

"Di kapal tidak ada pernyataan bahwa kebakaran, jadi langsung bubar (loncat)," Soni menambahkan.

Soni menyebutkan, bila nanti dipastikan kapal Zahro Expres melanggar SOP, maka izin akan dicabut. "Kalau memang kesalahan kapal nanti kita hentikan," Soni menandaskan.


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya