Kendala Riset di Indonesia di Mata Menristekdikti

Kemristekdikti mendorong kegiatan penelitian agar terus dilakukan Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Jan 2017, 02:25 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2017, 02:25 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong kegiatan penelitian agar terus dilakukan Indonesia. Menristekdikti Mohammad Nasir menyebut, kegiatan penelitian yang dilakukan masyarakat Indonesia, termasuk perguruan tinggi bisa menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan daya saing bangsa.

"Riset ini tidak bisa dilihat secara nyata karena prosesnya yang terlalu sulit. Sementara riset itu sendiri sulit karena adanya pertanggungjawaban keuangan," ungkap Nasir di Kantor Kemenristekdikti Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (6/1/2017).

Ia menjelaskan, pertanggungjawaban pada keuangan inilah yang menjadi salah satu faktor sulitnya kegiatan penelitian. Nasir berujar jika peneliti itu tugasnya adalah meneliti bukan mengurusi hal-hal seperti itu.

"Bisa tambah stres nanti kalau memikirkan hal itu (laporan keuangan) juga," ucap dia.

Oleh karena itu, lanjut Nasir, regulasi dalam pendanaan kegiatan penelitian diubah. Anggaran yang diberikan disesuaikan dengan outcome atau pengeluaran yang akan dilakukan.

"Riset harus menjadi concern untuk menuju pada kualitas riset Indonesia yang semakin baik," ujar Nasir.

Dia pun meminta agar perguruan tinggi juga bisa meningkatkan anggaran untuk penelitian. Karena menurut dia dengan naiknya anggaran, juga bisa meningkatkan prestasi perguruan tinggi tersebut.

Lalu, Nasir menyebut korupsi juga menjadi faktor lain daya saing riset Indonesia turun. Untuk mencegahnya, maka kini dibentuk Satgas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) di dalam Kemenristekdikti.

"Korupsi membuat daya saing Indonesia turun. Oleh karenanya, dibuatlah sistem online. Maka dengan sistem online harapannya dapat mengurangi korupsi dan kita sudah bentuk saber pungli," papar dia.

Nasir menegaskan para pegawai yang ketahuan menerima suap, maka akan langsung ditangkap dan diberhentikan dari jabatannya. "Makanya dengan online berharap tidak ada lagi (korupsi). Kita juga buat disini ada pusat layanan Kemenristekdikti untuk mempermudah urusan," tegas Nasir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya