Liputan6.com, Jakarta - Sejarah berdirinya Pasar Senen tak lepas dari sejarah panjang lahirnya Jakarta. Berulang kali pasar rakyat ini mengalami kebakaran, tapi berulang kali pula kembali berdiri.
Pasar ini pun menyimpan sejarah yang cukup panjang, yang tak bisa dilepas dari sejarah pembangunan Jakarta. Pasar ini dibangun 30 Agustus 1735 oleh tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck.
Awalnya, pasar ini hanya dibuka pada hari Senin. Itu sebabnya disebut Pasar Snees atau belakangan menjadi Pasar Senen. Pada perkembangannya, pasar ini semakin ramai hingga akhirnya hingga kini dibuka setiap hari.
Advertisement
Selama 279 tahun berdiri, kawasan Pasar Senen menyimpan banyak sejarah. Di era kemerdekaan, Pasar Senen merupakan lokasi berkumpulnya para intelektual muda dan beberapa pemimpin pergerakan Indonesia merdeka.
Di zaman Jepang hingga 1960-an, pasar ini juga menjadi favorit para seniman. Misbach Yusa Biran merekam kegiatan para seniman itu dalam buku Keajaiban di Pasar Senen, lengkap dengan kekonyolan mereka.
Kawasan Pasar Senen semakin popular di era Gubernur Ali Sadikin. Bang Ali mencanangkan pembangunan proyek Senen yang dilengkapi fasilitas gedung parkir melingkar, yang merupakan lokasi parkir pertama yang ada di Jakarta.
Namun, pada 15 Januari 1974, meletus peristiwa malari atau malapetaka 15 Januari. Mahasiswa yang marah dengan pemerintah yang dianggap pro-pihak asing berdemonstrasi di Salemba sampai Senen. Kemudian, massa tak dikenal membakar dua blok Pasar Senen.
Sejak kerusuhan 1998, pamor Pasar Senen pun makin meredup. Namun meskipun terus diserbu ratusan mal, Pasar Senen ternyata tetap memiliki tempat di hati sejumlah warga Jakarta.
Puluhan tahun kemudian, Pasar Senen kembali dilalap si jago merah, 25 April 2014, pasar yang sedianya akan direnovasi Agustus mendatang mengalami kebakaran hebat.
Hampir sebagian besar dari sekitar 3.000 kios dan los di pasar ini ludes terbakar. Dan di awal 2017 ini, Pasar Senen kembali terbakar, lebih dari 500 kios dilalap si jago merah jelang azan Subuh berkumandang.
Redup kembang terus berlalu dalam riwayat Pasar Senen, tapi tak membuat kenangan akan pasar bersejarah ini hilang.