Cerita Muchlis Hanafi Jadi Penerjemah Raja Salman di Tanah Air

Ada sejumlah peristiwa yang dikenangnya saat mendampingi Raja Salman sebagai penerjemah.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Mar 2017, 07:49 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 07:49 WIB
Raja Salman
Raja Salman

Liputan6.com, Jakarta - Raja Salman bin Abdulaziz al Saud menyambangi Indonesia sejak 1 Maret 2017. Selama kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi di Tanah Air dan bertemu Presiden Jokowi hingga petinggi di negeri ini, percakapan mereka selalu diterjemahkan. Adalah Muchlis Hanafi, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama, yang bertindak sebagai penerjemah.

Muchlis Hanafi mengaku tidak merasa kaget kala didapuk sebagai penerjemah dua kepala negara antara Indonesia dan Arab Saudi kala kunjungan Raja Salman berada di Jakarta selama empat hari.

Muchlis, sang penyambung lidah Presiden Jokowi dan Raja Salman ini, menceritakan profesinya sebagai penerjemah telah dilakoni sejak 2006. Dia telah menerjemahkan perkataan sejumlah kepala negara dan pejabat Timur Tengah saat masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mulai dari Mesir hingga Yordania.

"Dulu pernah (penerjemah) tamu bagi Syekh Besar Al Azhar asal Mesir Muhammad Sayyid Tantawi, yang secara protokoler diperlakukan sebagai perdana menteri," cerita Muchlis saat berbincang kepada Liputan6.com di kantornya, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama, Jakarta Timur, Selasa (7/3/2017).

"Ada juga waktu itu Raja Yordania dalam konferensi KTT Asia Afrika 2015 di Jakarta dan Bandung. Pokoknya para tamu negara Timur Tengah," ucap pria berkacamata ini. 

Presiden Jokowi dan Raja Salman saat tiba di ruang pertemuan Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta, Jumat (3/3). Raja Salman ditemani Jokowi akan berdialog dengan tokoh lintas agama di Indonesia). (Biro Pers Setpres/Laily Rachev)

Meski mengaku tidak kaget lagi mendampingi tamu negara sekelas raja, menerjemahkan perkataan Raja Salman, menurut Muchlis sangat istimewa.

"Karena sebagai seorang santri dan seorang muslim, saya tidak hanya melayani seorang kepala negara saja. Bukan juga hanya seorang raja saja, tetapi melayani seseorang yang bergelar sang pelindung dua kota suci di Arab Saudi, yakni Mekah dan Madinah," ujar Muchlis.

Lari Kencang di DPR

Muchlis menuturkan, selain momen psikologis dalam mengawal Raja Salman, menerjemahkan perkataan Raja Arab Saudi itu tidak sepenuhnya berjalan mulus. Ada beberapa kejadian yang membuatnya harus berjuang ekstra saat membantu Raja Salman menyampaikan perkataannya ke dalam bahasa Indonesia.

Kala itu, saat mendampingi Raja Salman berkunjung ke Gedung DPR pada 2 Maret 2017. Saat di lift, Ketua DPR Setya Novanto mengajaknya ikut ke dalam lift. Tujuannya agar ada percakapan dengan dengan Raja Salman saat menuju ruang pidato. Namun, lift sempit karena ada penjaga Setya Novanto dan Protokol Raja.

"Sama Pamdal (protokol DPR) saya didorong masuk. Tapi sama penjaga Raja saya ditahan, biar tidak sempit dan mengganggu kenyamanan Raja mungkin. Akhirnya saya harus kejar mereka naik eskalator dua lantai yang tinggi-tinggi, saya lari kencang saja," tutur Muchlis sambil tertawa mengingat momen itu.

Muchlis Hanafi (Liputan6.com/ Muhammad Radityo Priyasmoro)

Ada pula peristiwa saat Raja Salman menyambangi Istana Kepresidenan di Jakarta pada 2 Maret 2017. Kala itu, Presiden Jokowi mengemudikan sendiri mobil golf untuk mengantar Raja Salman untuk menanam pohon. 

Muchlis mengaku sempat kaget karena tiba-tiba aba-aba datang mendadak dari prokoler Raja Salman.

"Iya, jadi saat Raja sedang naik mobil golf dengan Pak Jokowi, kita ikutin sambil berlari kecil. Tapi ada satu ketika Raja tampak mau ajak ngobrol, dikode protokol Raja, saya nangkep dan spontan naik ke belakang mobil golf," ucap pria yang mengenyam 13 tahun pendidikan di Kairo ini.

"Izin Pak Presiden, penerjemah siap," tegas Muchlis saat itu.

Pria turunan asli Betawi ini juga menuturkan peristiwa yang menurut dia baru kali ini diungkapkan. Muchlis mengaku melihat ekspresi "sedikit bosan" dari Raja Salman.

Saat itu, dia mengantarkan perjalanan Raja Salman bertolak dari Jakarta ke Brunei di Bandara Halim Perdanakusuma pada 4 Maret 2017. Rupanya, Muchlis juga bertugas menyambut kedatangan Raja Salman saat datang di Bali.

"Karena kami sudah hapal ketemu terus beberapa hari terakhir, Beliau pas turun pesawat lihat saya. Dan ada ekspresi senyum, tapi seperti 'lo lagi lo lagi' ha-ha-ha... Mungkin loh ya, habisnya kan di Jakarta ketemu. Eh, mau liburan di Bali ketemu lagi, jadi saya artikan seperti itu," tutur Muchlis sambil tertawa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya