PBNU: Wajib Hukumnya Salatkan Jenazah Umat Muslim

Beberapa waktu lalu, jenazah Nenek Hindun ditelantarkan oleh masyarakat sekitar karena mendukung Ahok - Djarot.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Mar 2017, 20:05 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2017, 20:05 WIB
Keluarga Nenek Hindun
Keluarga Nenek Hindun

Liputan6.com, Jakarta - Jenazah nenek 78 tahun, bernama Hindun bin Raisman ditelantarkan oleh warga Karet Raya II, Setiabudi, Jakarta Selatan. Penyebabnya, semasa hidup Nenek Hindun mencoblos Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI putaran pertama.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bidang hukum Robikin Emhas, menyayangkan peristiwa tersebut. Sebab seharusnya kewajiban umat Islam untuk mengurus jenazah sesama umat Muslim. Mulai dari memandikan, mengafani, mensalatkan, dan menguburkan.

"Tidak sampai di situ, sebagian besar masyarakat tetap berusaha mengirimkan doa dan menghadiahkan pahala baca Alquran, zikir, dan amalan lainnya untuk kebahagiaan mayat di alam kubur," kata Robikin kepada Liputan6.com, Sabtu (11/3/2017).

Menurut dia, ini menunjukkan betapa kuatnya persaudaraan umat Islam. Persaudaraan tidak hanya berlaku pada saat hidup di dunia. Tetapi ketika saudara seimannya meninggal, tetap mempertahankan jalinan persaudaraan dengan cara mengirimkan doa.

Karena itu, kata Robikin, keharusan mengurusi jenazah warga Muslim berlaku untuk seluruh umat Islam tanpa ada pengecualian.

"Hukum mengurusi jenazah Muslim dalam fiqih ialah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban mengurusi jenazah hilang bila sudah dilakukan oleh sebagian orang, dan dihukumi berdosa seluruhnya bila tidak ada yang mengurusi sama sekali," ungkap Robikin.

Perlu diketahui, lanjut dia, selama jenazah masih berstatus Muslim pada akhir hayatnya, seluruh umat Islam dituntut untuk mengurusi jenazah mereka. Meskipun semasa hidupnya dikenal sebagai pendosa dan suka berbuat maksiat.

Sebagaimana Sayyid Abdurrahman Ba'lawi dalam Bughyah al-Mustarsyidin mengatakan:

Wajib mengurusi jenazah setiap Muslim, meskipun banyak dosa, seperti meninggalkan salat dan lain-lain selama tidak mengingkari kewajibannya. Dianggap berdosa setiap orang yang mengetahui dan mereka tidak mengurusinya, karena dari sisi lahiriah, kalimat tauhid menjaga manusia dari azab kekal di neraka, sementara dari aspek batin, husnul khatimah didasarkan pada keyakinan, keteguhan beragama, dan amalan sebagai tandanya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, seyogyanya umat Islam tidak boleh pilih kasih dalam mengurusi jenazah. Jangan sampai yang diurusi hanya Muslim yang rajin salat, sering ke masjid, dan dekat dengan masyarakat, sementara Muslim yang berprilaku buruk tidak diurusi.

"Andaikan ada jenazah Muslim yang tidak disalatkan, misalnya, tentu seluruh umat Islam yang mengetahui kematiannya akan menanggung dosanya," pungkas Robikin.

Beberapa waktu lalu, jenazah Nenek Hindun ditelantarkan oleh masyarakat sekitar. Pasalnya, sang nenek yang sudah tak bisa berjalan sejak lama itu memilih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat saat Pilkada DKI putaran pertama.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya