Liputan6.com, Jakarta - Sosok Ali Sadikin melekat dalam sejarah pembangunan kota Jakarta. 10 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Bang Ali, sapaan Ali Sadikin, dianggap mampu mengembangkan Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan.
Di bawah kepemimpinannya, Jakarta mengalami banyak perubahan karena kebijakan dan aturan yang diterapkan Bang Ali.
Di luar hal tersebut, Sosok Bang Ali juga dikenal sebagai orang yang tegas dan keras. Dia bahkan tak segan 'main tangan' pada siapa saja yang dianggap melanggar aturan.
Advertisement
Salah satu cerita Bang Ali yang membuatnya sampai harus main tangan yaitu ketika dia geram melihat kemacetan yang terjadi di jalanan Jakarta. Saat itu, Bang Ali yang tengah melewati jalan By Pass (saat ini Jalan DI Pandjaitan) begitu geram dengan perilaku seorang sopir truk bermuatan pasir seberat 8 ton.
Baca Juga
Kekesalan itu muncul lantaran sopir truk mengemudi seenaknya tanpa menghiraukan kendaraan di belakangnya.
"Saya suruh sopir saya membunyikan klakson, tapi truk terus meluncur tak menghiraukan orang lain yang ada di belakangnya," ucap Bang Ali dalam buku Bang Ali Demi Jakarta 1966-1977 yang disusun Ramadhan KH.
Kesal dengan perilaku sang sopir truk, Bang Ali, yang saat itu tengah dalam perjalanan usai mengunjungi kawasan Menteng Wadas memerintahkan sopirnya untuk mengejar truk tersebut.
Namun, kejaran mobil Bang Ali tak dihiraukan sopir truk itu. Malah sopir tersebut berupaya kabur, menghindari kejaran.
Setelah terlibat aksi kejar-kejaran, truk itu akhirnya mau berhenti. Sang sopir pun langsung diinterogasi oleh Bang Ali. "Truk siapa ini?" tanya Bang Ali dengan sedikit berteriak.
"Truk ALRI (Angkatan Laut RI), Pak," jawab sang sopir.
Bang Ali lalu meminta kelengkapan surat-surat kelengkapan berkendara. "Apa saudara tidak merasa bersalah?" tanya Bang Ali.
Â
Bukan April Mop
"Tidak, Pak, kan boleh saja saya jalan di sebelah kanan," jawab supir itu.
Mendengar jawaban supir truk itu, tangan Bang Ali langsung melayang ke wajah sopir truk. Plaakkk!
"Kalau bawa muatan berat apa boleh jalan di tengah?" tanya Bang Ali sambil menampar pipi si supir truk untuk yang kedua kalinya.
Bang Ali pun langsung menghardik sopir truk itu. Ia menganggap apa yang dilakukan supir itu sebagai tindakan yang memalukan Korps Angkatan Laut.
"Seenaknya saja memakai jalan ini seperti jalanmu sendiri. Saudara memalukan ALRI, saya juga dari ALRI," kata Ali Sadikin.
"Jadi ABRI jangan sembarangan!" hardik Bang Ali kepada supir itu. Dia lalu pergi, kembali ke mobilnya.
Ali Sadikin mengungkapkan, amarahnya saat itu muncul lantaran kesal melihat perilaku pengendara yang seenaknya melanggar lalu lintas. Bukan karena ada wartawan yang mengikutinya itu.Â
"Ini bukan lelucon satu April (April Mop), karena memang terjadinya pada satu April. Dan bukan pula karena saya membawa wartawan, maka saya bertindak demikian," ungkap Ali Sadikin kepada Ramadhan KH.
Ali Sadikin merupakan penisunan letnan jenderal KKO-AL (kini, Marinir) yang ditunjuk Presiden Sukarno menjadi Gubernur Jakarta pada 1966.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora yang disempurnakan.
Advertisement