Liputan6.com, Jakarta - Siapa mantan gubernur DKI terus dikenang? Kaum tua dan para akademisi hampir pasti menyebut satu nama: Ali Sadikin.
Bang Ali menjadi orang nomor satu di Jakarta pada April 1966 sampai Juli 1977. Ia dikenang karena punya program penataan kampung, memperbaiki transportasi umum, membangun Taman Ismail Marzuki, sampai memfasilitasi layanan bantuan hukum untuk kalangan miskin.
Sejatinya, Ali tak pernah berhasrat menjadi gubernur. Pada suatu hari di April 1966, Sukarno memanggil Ali ke Istana Merdeka, Jakarta.
"Ali, aku angkat kamu jadi Gubernur Jakarta. Sedia?" ujar Sukarno setelah Ali tiba.
"Apa ini perintah?"
Sukarno terdiam sejenak. Lalu ia menjawab seraya tersenyum lebar, "Ya."
Ali menyatakan bersedia. Tapi, di benaknya muncul pertanyaan: mengapa saya? Ketika itu, Ali menjadi Deputi Menteri Urusan Ekuin. Menterinya adalah Sri Sultan Hamengkubowono IX.
Pada 28 April 1966, Sukarno melantik Ali. Dalam acara pelantikan tersebut, akhirnya menjadi jelas alasan Sukarno memilih lelaki kelahiran Sumedang 7 Juli 1927 itu.
"Ada, ada yang ditakuti dari Ali Sadikin itu. Apa? Ali Sadikin itu orang yang keras. Dalam bahasa Belanda ada yang menyebutnya, een koppige vent, koppig. Saya kira dalam hal mengurus Kota Jakarta Raya ini baik juga een beetje koppigheid (sedikit keras kepala)," kata Sukarno seperti dituturkan dalam Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 karya Ramadhan KH.
Ia menambahkan, "Apalagi ndoro dan ndoro ayu sudah tahu, tidak boleh membuang sampah semau-maunya di pinggir jalan, tapi ndoro dan ndoro ayu toh menaruh sampah di pinggir jalan. Nah, itu perlu dihadapi oleh orang yang sedikit keras, yang sedikit koppig."
Sukarno melanjutkan, "Saya harap, kamu akan bisa menanggulangi segala problemen dari kota besar Jakarta Raya ini."
Sejak awal Sukarno mengingatkan, menata Jakarta bukan pekerjaan mudah. Akan banyak hambatan.
"Tapi, insya Allah, doe je best (berusahalah dengan sebaik-baiknya), agar supaya engkau dalam memegang kegubernuran Jakarta Raya ini benar-benar, juga sekian tahun lagi masih orang mengingat, dit heeft Ali Sadikin gedaan, inilah perbuatan Ali Sadikin. Inilah yang dilakukan oleh Ali Sadikin," kata Sukarno.
Cerita Bung Karno Mencari Gubernur Jakarta yang Keras Kepala
Sejak awal Sukarno mengingatkan, menata Jakarta bukan pekerjaan mudah. Akan banyak hambatan.
Diperbarui 16 Okt 2016, 08:12 WIBDiterbitkan 16 Okt 2016, 08:12 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tumbuh 11%, BSI Catat DPK Rp 327,45 Triliun
BTN Salurkan Kredit Rp 357,97 Triliun sepanjang 2024
Chiki Fawzi Luncurkan Koleksi Fesyen yang Desainnya Terinspirasi Kebiasaan Harian Marissa Haque
Banjir Terjang Bandar Lampung, Ribuan Rumah Terendam dan 3 Orang Tewas
Blusukan ke Rumah Warga, Wapres Gibran Tampung Aspirasi Masyarakat Surakarta
Rasulullah SAW Mengungkap 3 Golongan Orang yang Akan Merugi, Siapa Mereka?
Fokus : Tebing 10 Meter di Jalur Perbukitan Lumajang Longsor, Menutup Sebagian Ruas Jalan
Menelisik Pengelolaan Uang Negara dan Pendirian Danantara
Fadli Zon Kunjungi Istana Kadriah Pontianak, Tekankan Pentingnya Pelestarian Budaya Nusantara
Alex Pastoor: Profesor Analisis yang Bidik Tiket Piala Dunia untuk Timnas Indonesia
VIDEO: Hari Kedua, Retret Kepala Daerah Diisi Materi Asta Cita hingga Sistem Pertahanan
Makan Bergizi Gratis hingga 3 Juta Rumah Bisa Jadi Peluang Perbankan?