Ketua MUI: Politik dan Agama Saling Menopang, tapi...

Ketua MUI KH Ma'aruf Amin menjelaskan, sudah banyak contoh bagaimana politik dan agama bisa berjalan berdampingan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 30 Mar 2017, 16:21 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2017, 16:21 WIB
KH Ma'ruf Amin
Ketua MUI KH Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut agama dan politik harus dipisahkan. Hal ini disampaikan saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di Tapanuli, Sumatera Utara.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'aruf Amin mengatakan, Jokowi sangat mengerti agama bisa saja menimbulkan masalah kebangsaan. Agama yang ia maksud adalah yang berpaham radikal.

"Kalau pemahaman agama yang radikal itu kan memang menimbulkan masalah kebangsaan. Tetapi kalau pemahaman agama yang moderat seperti yang dianut oleh NU, mungkin juga Muhammadiyah, justru agama itu memberikan penguatan terhadap masalah masalah politik keagamaan," kata Ma'aruf usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Ma'aruf menjelaskan, sudah banyak contoh bagaimana politik dan agama bisa berjalan berdampingan. Nahdlatul Ulama sudah biasa menggunakan ilmu fiqih untuk mencari solusi masalah kebangsaan.

Misalnya saja, bagaimana NU menyelesaikan masalah Islam dan Pancasila. Atau masalah kebangsaan tentang hubungan muslim dan nonmuslim itu semua diberi landasan keagamaan.

"Sebenarnya antara politik dan agama saling menopang. Beliau ada pemahaman agama yang radikal destruktif sehingga bisa hal-hal yang bertentangan dan bisa menimbulkan keresahan masyarakat," ujar Ketua MUI KH Ma'ruf Amin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya