Tanggapan TNI atas Tulisan Allan Nairn soal Rencana Makar

Menurut Wuryanto, isi berita yang dimuat di Tirto.id tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

oleh Rinaldo diperbarui 22 Apr 2017, 10:01 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2017, 10:01 WIB
Banner Infografis Makar
ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Wuryanto mengemukakan artikel investigasi yang ditulis Allan Nairn soal rencana makar atau penggulingan Presiden Joko Widodo oleh sejumlah pensiunan dan perwira tinggi aktif di TNI adalah informasi bohong atau hoax.

"Beredarnya isu berita yang dimuat di media online tirto.id tanggal 19 April 2017 yang berjudul 'Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar' adalah hoax," kata Wuryanto dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (21/4).

Menurut dia, isi berita yang dimuat di media online tirto.id tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Apalagi, menurut dia, penulis dan pihak tirto.id tidak mengkonfirmasi dulu ke pihak TNI sebelum merilis berita dan tulisan tersebut.

"Dari pemberitaan tersebut, Mabes TNI akan mengambil langkah hukum dengan membuat laporan kepada Kepolisian RI agar diusut dan diproses sesuai hukum yang berlaku," tegas Wuryanto.

Artikel Allan Nairn berjudul Trump’s Indonesian Allies In Bed With ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President itu awalnya dimuat di situs www.theintercept.com.

Artikel itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan di situs tirto.id dengan judul "Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar".

Dalam artikel itu disebutkan ada sejumlah pejabat TNI, baik yang aktif maupun yang sudah pensiun, akan melakukan makar. Mereka ingin makar atau mengulingkan Presiden Jokowi dengan memanfaatkan kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

CEO dan Pemimpin Redaksi Tirto. id, Sapto Anggoro, menyatakan telah mengetahui keberatan pihak TNI tersebut. "Namun kami belum menerima surat resmi dari Mabes TNI," kata Sapto saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (22/4/2017) pagi.

Sapto menjelaskan, keberatan itu sah-sah saja. "Masalahnya, tidak spesifik. Bagian mana dari tulisan Allan Nairn itu yang bermasalah?"

Ia melanjutkan, Tirto tentu kami tidak mau jemawa. "Kami siap menerima keberatan itu. Mabes TNI memiliki hak jawab. Jika masih belum puas dengan hak jawab itu, silakan melapor ke Dewan Pers."

Tirto akan menyediakan ruang luas jika TNI punya data-data tandingan atas tulisan Allan Nairn. "Jika itu yang terjadi, kita akan punya andil untuk menghadirkan peradaban yang menghargai diskusi dan perbedaan," ujar Sapto.

Setelah TNI mengeluarkan rilis di atas, Tirto.id menurunkan wawancara dengan Wuryanto. Pada bagian pengantar, dituliskan bahwa rilis tersebut membuat Tirto.id kembali menghubungi Nairn.

Kepada Tirto.id, Nairn mengaku mengerjakan laporan tersebut selama setahun, mewawancarai puluhan narasumber, dan hanya orang-orang yang mau dikutip secara on-the-record yang ia gunakan sebagai sumber laporan, di antaranya Kivlan Zen dan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Soleman B. Ponto.

Allan mengatakan fakta-fakta laporannya diuji oleh tim pengecek fakta dan diperiksa oleh tim legal The Intercept sebelum dirilis. Ia mengaku "selalu siap" bila ada gugatan hukum atas laporannya.

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya