Liputan6.com, Jakarta - Warga RT 01 RW 12, Jalan Saharjo, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, berunjuk rasa menolak penertiban rumah mereka oleh PT KAI kemarin. Tanah tersebut rencananya akan digunakan proyek kereta menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Kepala DAOP 1 Jakarta John Roberto mengatakan tidak semua rumah di RT 01 digusur, tapi hanya 11 bangunan. Luas lahan tersebut 1.150 meter persegi.
"Sebanyak 11 bangunan yang akan ditertibkan. Jadi opini yang berkembang tidak benar," ucap John di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).
Advertisement
John mengungkapkan apa yang dilakukan PT KAI untuk kepentingan masyarakat. Bukan hanya warga DKI, namun untuk seluruh pengguna kereta api. Sebab, dengan jalur khusus ke bandara, akan mengurangi antrean kereta.
"Kita ini ingin bangun double track Bogor Line dan Kereta Api Bandara Soetta. Bottle neck-nya itu di Manggarai. Ini agar tidak ada antrean dan susulan. Baik dari Stasiun Tanah Abang dan Cikini, ini kan harus mengantri di satu jalur. Jadi nanti bisa ada line sendiri," dia memaparkan.
Selain itu, kata John, berdasarkan data PT KAI pengguna commuter sudah mencapai 960 ribu orang. Angka tersebut diprediksi akan terus bertambah.
"Kan sekarang sering stagnan (berhenti) di Manggarai. Jadi double track itu harus diselesaikan, 2019 harus selesai. Kalau tidak, tak bisa angkut penumpang nantinya," John menandaskan.
Warga RT 01 dan 02 RW 12 Jalan Saharjo, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, menggelar unjuk rasa menolak penggusuran rumahnya oleh PT KAI Rabu kemarin, dengan aksi blokir jalan.
Warga Manggarai maupun PT KAI saling mengklaim memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Tanah seluas 1.150 meter persegi tersebut rencananya akan digunakan untuk proyek kereta menuju Bandara Soekarno-Hatta.