Pengamat: Tujuan Parkir Meter untuk Hilangkan Mafia Parkir

Sadiaga berencana hapus sistem parkir meter, dia menilai jika sistem ini tidak cocok diterapkan di Jakarta.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 04 Mei 2017, 05:02 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2017, 05:02 WIB
20160225-Jakarta Akan Tambah Mesin Parkir Meter
Warga saat melakukan transaksi dengan mesin terminal parkir elektronik (TPE) di jalan Sabang, Jakarta, Kamis (25/2). Pemprov DKI Jakarta berencana menambah mesin terminal parkir elektronik (TPE) atau parkir meter. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga menilai rencana Sandiaga Uno menghapus sistem parkir meter kurang tepat. Sebab, kata dia, jika Sandiaga ingin juru parkir dijadikan lapangan pekerjaan, seharusnya memperbanyak tempat parkir di dalam gedung dengan sistem e-money atau e-parking.

"Sebaiknya tidak begitu. Justru ke depan, petugas juru parkir akan berkurang digantikan meter parkir untuk sementara dan parking off street dengan sistem e-money atau e-parking," kata Nirwono kepada Liputan6.com, Rabu 3 Mei 2017.

Menurut Nirwono, ide untuk menggunakan parkir meter yang dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertujuan untuk menghilangkan praktik parkir liar dan menghilangkan mafia parkir.

"Tujuan (parkir meter) menghilangkan praktik parkir liar dan mafia parkir. Agar setoran ke oknum dihentikan dan pemasukan dari sektor parkir dapar dioptimalkan," pungkas Nirwono.

Ide penghapusan parkir meter dicetuskan oleh Wakil gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno. Dia menilai jika sistem parkir meter tidak cocok diterapkan di Jakarta. Sistem itu lebih cocok di negara dengan tingkat individualisme yang sangat tinggi.

"Kalau kita kan lihat di sini parkir kan dibantuin, mau belanja ada yang bantuin karena memang banyak lapangan pekerjaan yang masih ada. Di Jakarta sendiri lapangan pekerjaan itu sangat dibutuhkan," kata Sandiaga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya