Liputan6.com, Jakarta - ‎PT Angkasa Pura I (Persero) menyesalkan unjuk rasa yang dilakukan sekelompok organisasi kemasyarakatan (ormas), yang menolak kehadiran Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, kemarin, Sabtu, 13 Mei 2017.
Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I Israwadi memohon maaf kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa bandara atas unjuk rasa di Bandara Sam Ratulangi, yang merupakan objek vital nasional.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Mengemukakan Pendapat di Tempat Umum, bandara merupakan objek vital nasional yang dilarang penggunaannya untuk berunjuk rasa.
Advertisement
"Angkasa Pura I memohon maaf sebesar-besarnya ‎kepada penumpang jasa bandara, atas ketidaknyamanan yang sempat ditimbulkan oleh aksi massa yang merupakan kejadian tidak normal ini," ujar Israwadi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/5/2017).
Israwadi menjelaskan, pada pukul 09.00 Wita, kemarin, anggota ormas berkumpul di Bandara Sam Ratulangi dan berorasi menolak kedatangan Front Pembela Islam (FPI), tetapi beralih ke penolakan kehadiran Fahri Hamzah.
Massa berkumpul di area parkir, kata Israwadi, selanjutnya ke area halaman VIP hingga menyebabkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas di area bandara Sam Ratulangi.
Pukul 11.00 Wita, situasi sempat memanas ketika massa menerobos masuk ke terminal kedatangan, tetapi tidak ada kerusakan fasilitas bandara. Hanya railing yang terlepas dan pintu otomatis yang dilepas.
"Pintu otomatis yang dilepas untuk menghindari bentrokan dengan massa yang akan masuk menggunakan baju adat Minahasa, lengkap dengan pedangnya untuk mencari Fahri Hamzah," kata Israwadi.
Israwadi mengatakan massa juga sempat memasuki area service road bandara. Berkat koordinasi dan kesiapan dari personel Avsec, polisi, dan TNI AU yang telah berjaga sejak pagi, massa berh‎asil dihalau keluar.
Pukul 12.00 Wita, Israwadi melanjutkan, sebagian massa membubarkan diri dan melanjutkan aksi di kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, dan sebagian lagi tetap tinggal di area parkir bandara berorasi. Aksi berjalan aman.
Menurut Israwadi, situasi massa yang ramai di bandara membuat manajemen mengambil langkah untuk memperketat keamanan penumpang pada Screening Check Point (SCP), yakni memberlakukan SCP buka tutup yang didampingi kepolisian.
"Secara umum operasional di Bandara Sam Ratulangi berjalan normal dan tidak terganggu oleh orasi massa," kata dia.
Israwadi menyebutkan tercatat ada tujuh penerbangan keberangkatan mengalami keterlambatan karena pesawat datang terlambat. Pukul 17.15 Wita, situasi di Bandara Sam Ratulangi telah kembali kondusif dan orasi massa telah berakhir.
Israwadi menambahkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bersama rombongan sudah kembali ke Jakarta menggunakan GA 601. Proses pembersihan sudah selesai dan fasilitas bandara telah beroperasi normal.
"Terkait kerusakan di area bandara akan segera diperbaiki, karena lokasi kerusakan di lobi yang merupakan area publik, maka tidak terlalu mengganggu pada aspek keselamatan dan keamanan penumpang jasa bandara," Israwadi menandaskan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendapat penolakan dari ribuan warga di Manado, Sulawesi Utara. Mereka menolak kedatangan Fahri di Bandara Sam Ratulangi karena dianggap sebagai tokoh yang intoleran.
Fahri Hamzah pun mengaku mencoba sabar menghadapi penolakan dari warga tersebut. "Sabar," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu 13 Mei 2017.
Â