Salah Paham, 2 Wanita Jambak-jambakan di Kereta

Menurut Eva, jika penumpang sengaja membuat keributan di commuter line, pihaknya tidak akan segan menurunkan di stasiun terdekat.

oleh Rochmanuddin diperbarui 16 Mei 2017, 13:21 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 13:21 WIB
Wanita Jambak Jambakan di KRL
Ilustrasi (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini muncul video jambak-jambakan antara dua penumpang Commuter Line atau KRL, hingga video tersebut viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah di Youtube pada 15 Mei 2017 itu, keributan disebut-sebut akibat salah paham. Kedua perempuan itu saling menjambak rambut sambil duduk di atas bangku kereta khusus wanita (KKW).

Penumpang lain di gerbong tersebut berusaha melerai keduanya. Namun dua perempuan itu tidak menghiraukan, hingga adu jambak berlangsung sekitar 15 menit.

Humas PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa mengatakan, adu jambak dua penumpang commuter line itu terjadi beberapa hari lalu, yang diduga akibat salah paham.

"Itu kejadian beberapa waktu lalu, bukan baru terjadi. Nah, penyebabnya salah paham aja, soal tempat duduk sepertinya," ujar Eva kepada Liputan6.com, Selasa (16/5/2017).

Eva pun mengimbau kepada pengguna jasa commuter line, khususnya penumpang wanita, agar menjaga ketertiban dan tidak membuat keributan, sehingga tidak mengganggu kenyamanan penumpang lain.

"Penumpang untuk menjaga ketertiban dan tidak membuat keributan yang mengganggu kenyamanan penumpang lain," ujar dia.

Menurut Eva, jika penumpang sengaja membuat keributan di commuter line, pihaknya tidak akan segan menurunkan di stasiun terdekat. Bahkan jika menimbulkan korban akan dibawa ke polisi.

"Tindakan yang akan dilakukan maka akan diturunkan di stasiun terdekat, apabila hingga menyebabkan korban luka dan ada korban yang tidak terima, maka akan dibawa ke pos pengamanan, untuk selanjutnya diarahkan ke pihak berwajib," dia menegaskan.

Dalam kasus dua wanita jambak-jambakan ini, kata Eva, petugas memberikan sanksi kepada keduanya dengan diturunkan di stasiun terdekat.

"Mereka diturunkan di stasiun terdekat. Tidak sampai pihak berwajib karena tidak ada salah satu pihak yang mau membuat laporan ke pihak berwajib," dia menegaskan.

Saling Sinis dan Berhimpitan

Eva tidak memungkiri ada saling sinis antar penumpang commuter line, khususnya di gerbong KKW. Dia paham betul kondisi itu karena mengalami langsung sebagai pengguna jasa commuter line.

"Memang kadang ada yang jutek-jutekan," ujar Eva yang mengaku selalu menumpang commuter line setiap hari.

Namun, kata Eva, tidak sedikit pula penumpang di KKW yang memiliki kesadaran tinggi, dengan memprioritaskan penumpang lain seperti wanita hamil, orangtua, dan kaum disabilitas.

"Tergantung orangnya pada saat itu ya. Karena selama ini saya naik di gerbong perempuan, banyak juga yang toleransinya sangat tinggi," ujar dia.

"Kalau petugasnya jauh, mereka membantu mencarikan kursi buat ibu hamil atau yang bawa anak, dengan saling menanyakan ke penumpang lain," dia melanjutkan.

Eva juga tidak membantah kondisi penumpang penuh sesak saat jam-jam tertentu, seperti pagi hari saat masyarakat pergi bekerja. Namun, pemandangan ini menurutnya bukan hanya terjadi di Indonesia.

"Kalau berhimpitan pasti, bukan hanya di Indonesia. Coba browsing atau googling kondisi commuter di negara lain, sama penuh kalau peak hour. Karena karakteristiknya beraktivitas di satu waktu yang sama, sehingga padat di jam tertentu," Eva menandaskan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya