Airlangga Vs Bamsoet di Munas Golkar, Siapa Unggul?

Pangi Syarwi Chaniago menilai, Bamsoet dan Airlangga sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan dalam memimpin.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2019, 16:29 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 16:29 WIB
Soal Keuangan, Golkar Dorong Pemerintah Optimalkan Anggaran
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) didampingi Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) saat memberi paparan terkait 'Arah Baru Politik Anggaran Partai Golkar' di Jakara, Kamis (20/9). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah nama diprediksi akan maju sebagai calon ketua umum di Munas Partai Golkar. Dua nama, yakni Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan Airlangga Hartarto (Airlangga) digadang bakal bersaing dalam bursa caketum.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai, berdasarkan track recordnya, Bamsoet dan Airlangga sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan dalam memimpin.

Airlangga yang saat ini menjabat Ketua Umum Golkar, memiliki pengalaman menjadi Menteri Perindustrian pemerintahan Jokowi-JK. Menteri Perindustrian merupakan salah satu posisi strategis dalam menunjang perekonomian nasional.

"Airlangga beliau sudah punya pengalaman dalam hal pengelolaan birokrasi, yaitu menjadi menteri perindustrian. Kalau menteri strategis di ekonomi itu kan ada tiga, yang menjadi tulang punggung kabinet, itu salah satunya yaitu menteri pertanian, perindustrian dan investasi," jelasnya, Selasa (9/7/2019).

Ia menyebut, dengan keberhasilannya mengemban amanah presiden memimpin kementerian perindustrian, itu adalah salah satu prestasi.

Selain itu, menurut Pangi, Airlangga juga pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dan diberi amanah menjadi Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi urusan Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, UKM dan BUMN.

Walaupun dianggap memiliki pengalaman dan keunggulan dalam hal birokrasi. Namun hal itu tidak terjadi ketika dia memimpin Golkar. Airlangga dinilai gagal berinovasi dan menguatkan basis-basis Golkar sehingga berefek pada penurunan suara Golkar secara nasional.

Sementara, Bamsoet, kata Pangi, mempunyai modal dasar yaitu jabatannya sebagai Ketua DPR RI. Disamping itu, pengalaman Bamsoet saat jadi pengurus Golkar beberapa waktu lalu juga bisa menjadi modal.

Selama mengemban amanah menjadi ketua DPR Bamsoet kerapkali mendapat apresiasi. Di bawah kepemimpinan Bamsoet citra dan kinerja DPR meningkat.

"Semenjak dilantik, Bamsoet juga bisa dibilang cukup sering disorot media sehingga publik pun familiar dengan namanya," ungkap Pangi.

Selain itu kata Pangi, Bamsoet dinilai banyak melakukan beberapa terobosan serta konsisten dalam mengelola persidangan, perencanaan persidangaan, dan dinamika kelembagaan.

Dalam keorganisasian Bamsoet terdaftar dan aktif dalam beberapa organisasi besar yang memiliki akar rumput seperti, Kosgoro, Pemuda Pancasila dan FKPPI.

"Bamsoet unggul dari segi Leadership.” Kata Pangi.

Track record ketika memimpin lembaga sebesar dan sedinamis DPR menurutnya merupakan modal utama. Selain itu, dia juga aktif sekali dalam kepengurusan golkar, juga aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan kepemimpinan.

Menjadi Ketua DPR, menurutnya merupakan tugas yang tidak mudah, terutama dalam melewati tahun tahun politik, di mana konstelasi politik meningkat.

Namun menurut Pangi, Bamsoet juga bukan tanpa kekurangan. Belakangan sempat santer isu berhembus yang menimpanya bahwa Bamsoet memilingi gelar Master Bisnis dari kampus IMNI (IM New Port Indonesia) yang diduga illegal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya