Liputan6.com, Jakarta - Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur pada Rabu 24 Mei 2017 digucang dua ledakan bom. Ledakan bom ini menyebabkan,16 orang jadi korban, 11 orang mengalami luka-luka, sementara lima lainnya meninggal dunia. Termasuk tiga polisi yang gugur dan dua orang yang diduga pelaku.
Salah seorang warga, Desta yang sempat berada di lokasi menceritakan detik-detik meledaknya bom.
Dia mengataan kaa itu, bom pertama meledak sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, Desta bersama lima orang rekannya serta kakak dan keponakannya tengah berada di dalam halte Transjakarta Kampung Melayu.
"Memang situasinya ketika itu ramai banget haltenya. Saya posisinya ada di pintu menunggu bis Transjaarta," cerita Desta kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis , 25 Mei 2017.
Desta yang tengah menunggu bus Transjakarta tiba, langsung kaget ketika mendengar ledakan bom. Ledakan itu, kata dia, tak jauh dari tempatnya berdiri. Tepatnya berada di depan toilet, seberang Halte.
"Ledakannya kan di arah situ yang pertama seberangnya 20 meter. Terus tiba-tiba meledak gitu, itu benar-benar saya lihat," ucap Desta.
Mendengar dentuman keras ledakan, Desta mengaku pada saat itu situasi langsung tak terkendali. Dia melihat seluruh penumpang di halte panik dan sejumlah orang berlarian meninggalkan terminal. Beberapa polisi pun berlari meninggalkan lokasi kejadian.
"Mereka (polisi) apa ngejar pelaku, saya enggak ngerti deh. Pada saat itu, saya memang bilang kalau itu bom, karena saya lihat orang-orang dompetnya tasnya udah pada berceceran," tutur dia.
Kepanikan belum mereda, bom kedua kembali meledak. Ledakan terjadi di jalan yang mengarah ke pintu masuk halte. Tak berselang lama, waktunya hanya berkisar kurang dari lima menit. Di sekitar halaman pun dipenuhi kepulan asap.
"Terus bom keduanya itu seolah-olah, meledak dibawah kaki kita. Karena saya sudah masuk ke dalam halte setelah ledakan pertama, aduh bener-bener dahsyat (ledakan bomnya)," pungkas Desta.
Tak mau berlama-lama, Desta bersama teman dan kerabatnya langsung berlari meninggalkan halte. Karena situasi makin tak terkendali setelah ledakan kedua Mereka memilih kendaraan lain meninggalkan lokasi kejadian.
"Sempet saya lihat sih ada polisi yang berdarah-darah gitu. Tapi saya enggak sempat rekam, foto dan lain-lain. Pokoknya pikiran kita ayok lari dari sini secepat mungkin,"Â tambah Desta.
Desta mengaku trauma atas kejadian itu. "Kita jadi trauma," tutup dia.
Advertisement