Perang Pisang Sambut Bayi Kembar di Sumbar

Ada sebuah tradisi unik di Sumatera Barat, untuk membuat anak kembar sepasang tidak saling mencintai satu sama lain.

oleh shintalestari41 diperbarui 03 Jul 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2017, 07:21 WIB

Fokus, Sumatra Barat - Sebuah pertikaian saling lempar buah pisang tak terelakkan di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, sepekan setelah Lebaran. Bahkan tak hanya anak-anak, orang dewasa pun larut dalam aksi saling lempar buah. Tampak pula dalam pertikaian, sepasang orang berkostum monyet yang terbuat dari daun pisang kering.

Seperti yang ditayangkan Fokus Pagi, Senin (3/7/2017), perang buah pisang ini bukanlah pertikaian sungguhan. Adalah kegiatan yang digelar sebagai pelestarian budaya masyarakat Nagari Surantih, Pesisir Selatan, menyambut lahirnya sepasang bayi kembar, yang berbeda jenis kelamin.

Nah, tradisi ini turut dipercayai oleh pasangan orang tua Riswan dan Fitria agar pasangan anak kembarnya Arsya dan Arsila tidak terlibat hubungan asmara satu sama lain. Perang pisang ini sebenarnya adalah pilihan jika pihak keluarga ibu bayi menolak salah satu anak mereka dibesarkan secara terpisah oleh keluarga sang ayah bayi yang disebut induak bako.

Sementara buah pisang yang dilempar adalah simbol dari buah tangan induak bako yang berniat menjadikannya sebagai pemberian kepada anak pisang atau pihak keluarga ibu bayi kembar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya