Liputan6.com, Jakarta - Nahdlatul Ulama Care-Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Nahdlatul Ulama (NUCare-LAZISNU) telah menggalang dana untuk keluarga korban pembakaran hidup-hidup di Bekasi.
Humas NUCare-LAZISNU Wahyu Nurhadi mengatakan, setelah mendatangi korban pada Jumat 4 Agustus lalu, pihaknya mulai menggalang dana untuk santunan kepada keluarga korban.
"Kami menggalang dana untuk biaya persalinan istri korban yang sekarang sedang hamil enam bulan. Dia juga butuh modal untuk usaha. Lalu biaya pendidikan anak korban Alif, yang rencananya akan dipesantrenkan," ujar Wahyu kepada Liputan6.com, Senin (7/8/2017).
Advertisement
Wahyu menjelaskan, hasil santunan tersebut hingga hari ini pukul 16.00 WIB sudah mencapai Rp 36.540.000. Penggalangan dana ini akan dilakukan hingga pekan depan.
"Rencana setelah selesai penggalangan dana akan langsung diserahkan kepada keluarga korban," Wahyu menandaskan.
Sementara, Direktur Penyaluran NUCare-LAZISNUÂ Slamet Tohari mengatakan, pihaknya akan membantu mendirikan usaha. Nantinya, jenis usaha akan dibicarakan dengan pihak keluarga korban.
"Tempat usaha sementara penginnya ibunya buat toko kelontong kecil-kecilan, nanti kita akan survei lagi. Yang jelas saat ini kita fokus dulu ke arah ekonomi, karena korban kan tulang punggung keluarga," ujar dia pada kesempatan yang sama.
Terkait rencana pemberian bantuan pendidikan pesantren pada anak sulung korban, kata Slamet, juga belum dibicarakan lebih lanjut dengan pihak keluarga.
"Mungkin nanti setelah anak SD atau tunggu kesiapan anaknya dulu. Mau di pesantren mana juga belum tahu. Nanti kita akan bicarakan dulu dengan keluarga korban," Slamet menandaskan.
M Alzahra atau Joya meninggal mengenaskan di Pasar Muara, Bekasi, setelah dihakimi massa pada Selasa 1 Agustus 2017, akibat dituduh mencuri amplifier musala. Kepergian ayah satu anak itu menimbulkan rasa simpati masyarakat pada keluarga korban.
Masyarakat berduyun-duyun mendatangi rumah duka di Kampung Kavling Jati Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara.
Joya meninggalkan istri yang tengah hamil enam bulan dan putra sulung bernama Alif Saputra. Alif yang berusia empat tahun itu kerap menanyakan keberadaan sang ayah, yang biasa mengajaknya salat dan mengaji di musala dekat rumah kontrakan mereka.
Istri Joya, Jubaidah, meminta kepada penegak hukum agar para pelaku pengeroyokan dan pembakaran yang menewaskan Joya diproses hukum seadil-adilnya.
Saksikan video menarik berikut ini: