Ini Dugaan Peran Aman Abdurahman pada Sejumlah Teror di Indonesia

Aman disebut-sebut terkoneksi dengan jaringan teror, salah satunya adalah teror bom Thamrin Januari 2016.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Agu 2017, 15:47 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2017, 15:47 WIB
Densus 88 antiteror
Densus 88 antiteror (Liputan6.com/ Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Gembong teroris Aman Abdurrahman kembali diperiksa Densus 88/Antiteror menjelang hari pembebasannya di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Dia diduga terlibat sejumlah teror di tanah air.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, Aman saat ini berada di Mako Brimob Kelapa Dua. Dia diperiksa Densus 88 terkait sejumlah aksi teror yang diduga melibatkannya.

Penyidik belum melabeli status hukum Aman karena penyidikan untuk kasus terorisme adalah 7x24 jam terhitung mulai Rabu 16 Agustus.

"Setelah 7x24 jam baru bisa ditetapkan tersangka," kata Setyo di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Penyidik menelusuri beberapa kasus yang diduga melibatkan Aman. "Pertama dia yang mendorong untuk melakukan amaliyah (teror)," kata Setyo.

"Kedua nanti dilihat apakah dia terkait langsung dukungan fisik atau dukungan yang lain," dia menambahkan.

Aman disebut-sebut terkoneksi dengan jaringan teror, salah satunya adalah teror bom Thamrin Januari 2016. Meski berada di balik penjara, dia mampu menghasut kelompok tertentu guna meneror.

Kepala Lapas Pasir Putih Nusakambangan, M Susani mengatakan, Aman adalah napi yang menempati blok khusus narapidana terorisme. Blok ini terpisah dari blok untuk memenjara napi umum. Tiap hari, Aman hanya dapat berinteraksi dengan 14 napi terorisme lainnya.

Ia benar-benar terpisah dari napi lain yang secara total berjumlah 184 napi.

Selain itu, kata Susani, blok penjara yang dihuni oleh Aman pun dipasangi Closed-Circuit Television (CCTV) untuk mengawasi gerak-gerik para napi teroris tersebut.

"Ada petugas yang secara khusus mengawasi kegiatan Aman. Dia tidak pernah lepas dari pengawasan. Ada CCTV Juga," Susani menerangkan.

Dia menyebut, kegiatan Aman tak banyak. Aman lebih banyak menghabiskan waktu di sel atau di bloknya. Interaksi Aman dengan napi terorisme lainnya pun terus dipantau. Sebab, dikhawatirkan Aman mempengaruhi napi yang sama-sama tengah menjalani masa pembinaan.

"Kegiatannya biasa saja. Paling mengaji. Interaksinya ya hanya dengan 14 napi terorisme lainnya,”ucap Sani.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya