Menag Lukman Pilih Menginap di Kantor Haji daripada Hotel Mewah

Menurut Menag, dia tak mau fasilitas yang diperoleh dirinya dan petugas haji lain lebih bagus dibandingkan dengan jemaah haji Indonesia.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 09 Sep 2017, 08:17 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2017, 08:17 WIB
Taufiqurrohman/Liputan6.com
Menag Lukman Hakim

Liputan6.com, Mekah - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin enggan menginap di hotel mewah saat bertugas di Arab Saudi, hal ini ternyata sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada musim haji seperti sekarang ini sebagai Amirul Hajj, dia lebih memilih menginap di Kantor Urusan haji Indonesia.

Saat berada di Mekah misalnya, Menag Lukman memilih tinggal di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja (Daker) Mekah. Gedung ini tidak terlalu mewah. Dilihat seperti bangunan tua, namun masih layak sebagai kantor dan tempat tinggal para petugas haji Indonesia.

Ruangan yang ditempati Menag juga tak ada yang istimewa. Hanya ada tempat tidur dan televisi, sama seperti petugas haji lainnya.

Tak hanya di Mekah, saat berada di Madinah juga sama. Menag memilih menginap di Kantor Urusan Haji Indonesia Daker Madinah. Namun, untuk kantor Madinah ini lebih bagus bangunannya jika dibandingkan kantor di Mekah. Kantor yang dipakai untuk Daker Madinah adalah bekas apartemen.

"Hotel biar untuk jemaah saja," kata Menag saat ditemui di Kantor Daker Madinah, Jumat (8/9/2017).

Menurut Menag, dia tak mau fasilitas yang diperoleh dirinya dan petugas haji lain lebih bagus dibandingkan dengan jemaah haji Indonesia. dia menyatakan, prioritas tetap pada jemaah haji.

"Sarapan dan makanan yang disajikan juga sama. Apa yang dimakan petugas lain juga sama yang saya makan. Kita makan dari dapur yang sama," ujar Lukman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Tidak Ada Keistimewaan

Tak ada yang istimewa dari ruangan Menang. Koper tempat menyimpan baju juga tertulis koper petugas haji. Ia tak bawa koper khusus. Bahkan untuk urusan melipat baju, Menag melakukannya sendiri.

Sejak diangkat sebagai Menteri Agama, ketika bertugas sebagai Amirul Hajj, Lukman tak pernah membawa keluarga untuk berhaji. Termasuk istri. Menurutnya, yang berhak berangkat ke Tanah Suci adalah jemaah haji dan petugas.

"Kalau keluarga kan bukan termasuk keduanya. Saya menerapkan betul yang berangkat (haji) yang berhak saja. Prinsipnya adalah keadilan. Karena di luar sana ada antrean panjang. Selain jemaah dan petugas dilarang menggunakan kuota," beber dia.

Selama tiga pekan bertugas di Arab Saudi, banyak hal dilakukan sendiri karena dia mengaku sudah terbiasa mandiri.

Lukman tak menampik selama menjalankan tugasnya di Arab Saudi rindu terhadap keluarganya di Tanah Air.

"Iya (rindu)," katanya seraya tersenyum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya