Djarot Tolak Anggaran Susulan Rp 1,8 T di APBD-P 2017

Anggaran susulan itu berupa pengadaan lahan dan alat berat dari beberapa dinas salah satunya Dinas Sumber Daya Air.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 20 Sep 2017, 10:01 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 10:01 WIB
Meriahnya Malam Final Pemilihan Abang None 2017
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memberi sambutan saat pembukaan ajang pemilihan Abang None Jakarta 2017 di Central Park, Jakarta, Jumat (15/07). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menolak masuknya susulan anggaran pembelian lahan dan alat berat di APBD Perubahan 2017.

Djarot menyatakan, Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) APBDP sudah disahkan pada 25 Agustus lalu. Oleh karena itu, Djarot menegaskan tak boleh lagi ada anggaran baru baru titipan asal masuk.

"Enggak boleh, karena KUA-PPAS sudah selesai pada 25 Agustus. Sudah kita kunci di situ. Sekali lagi kita bekerja by system. Tidak boleh nyelonong seperti itu. Ini kadang saya juga kesel juga. Saya bukan tipe pemarah, tapi kalau keterlaluan ya saya bisa marah juga," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Djarot menyebut, adanya anggaran susulan berasal dari permainan oknum baik eksekutif maupun legislatif. "Ya bermainlah legislatif sama eksekutif. Enggak bisa legislatif doang, kalau enggak berbicara sama eksekutif. Pastilah," ucap dia.

Anggaran susulan itu berupa pengadaan lahan dan alat berat dari beberapa dinas salah satunya Dinas Sumber Daya Air. Padahal, kata Djarot, lahan dan alat berat DKI sudah banyak dan hanya perlu dimaksimalkan.

"Lahan kita sudah cukup banyak. Kita lebih baik sekarang inventarisasi lahan itu. Kita maksimalkan lahan kita. Lahan yang perlu dibebaskan itu memenuhi kriteria skala prioritas. Misalnya, itu lahan yang ada di bantaran sungai, lahan untuk pembangunan MRT, LRT. Harus betul betul fokus. Lahan untuk misalnya perluasan waduk," kata Djarot.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

Kawal APBD

Mantan Wali Kota Blitar itu mengingatkan, tugasnya sebagai gubernur hanya sampai Oktober. Oleh karena itu, ia harus benar menjaga APBD agar tak menjadi beban di pemerintahan seanjutnya.

"Jangan sampai Oktober ini kemudian berbagai macam (program) masuk. Ini akan membebani pemerintahan berikutnya. Kami ingin apa yang kami letakkan ini tudak jadi beban di pemerintahan berikutnya, sampai pemerintahan berikutnya dengan keteledoran ini kemudian menyalahkan kami," Djarot menandaskan.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah pada Jumat, 28 Juli 2017 mengatakan, penyusunan draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) DKI 2017 sudah seimbang. Nilai APBD-P DKI 2017 mencapai Rp 71,7 triliun.

"Anggaran sudah balance, finis di Rp 71,7 triliun. Dibandingkan dengan anggaran penetapan, ini ada kenaikan Rp 1,6 triliun," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta.

Anggaran APBD DKI 2017 pada saat penetapan sebesar Rp 70,19 triliun. Menurut Saefullah, salah satu faktor yang membuat nilai APBD-P 2017 lebih besar dari APBD 2017 adalah karena mendapat sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) APBD 2016.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya