Mendagri: Saya seperti Tertampar dengan Penyerangan Kemendagri

Tjahjo Kumolo menyebut, sudah ada indikasi-indikasi siapa orang di belakang penyerangan kantor Kemendagri.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Okt 2017, 17:14 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 17:14 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo
Menteri Dalam Negeri RI, Tjahjo Kumolo (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku terpukul dengan insiden penyerangan kantornya kemarin, Rabu 11 Oktober 2017. Peristiwa itu diduga dilatarbelakangi kekecewaan sekelompok orang atas hasil Pilkada di Tolikara, Papua.

"Kasus perusakan kantor Kemendagri dan luka-lukanya staf Kemendagri, bagi saya seperti wajah saya tertampar," ucap Tjahjo saat dikonfirmasi, Kamis (12/10/2017).

Dia meminta proses hukum ditegakkan. Selain itu, politisi PDIP ini meminta aktor yang menggerakkan penyerangan juga diungkap.

Tjahjo menuturkan, sudah menerima perwakilan masyarakat Tolikara, sehari sebelum kejadian. Pertemuan itu berlangsung di ruang kerjanya.

Menurut Tjhajo, mereka diterima baik-baik. Keesokan harinya malah terjadi peristiwa penyerangan.

"Harga diri dan kehormatan saya khususnya terganggu dengan ulah orang-orang yang mengatasnamakan warga Tolikara pendukung calon pilkada yang kalah," jelas Tjahjo.

Dia mengaku tak bisa tidur akibat kejadian tersebut. Ia menyebut, sudah ada indikasi siapa aktor di belakang penyerangan itu.

"Indikasinya sudah kelihatan (aktornya). Hanya cari pembuktian dari pengakuan yang sudah diperiksa Polri," tandas Tjahjo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sudah Dua Bulan di Kemendagri

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penyerangan bukan dilakukan oleh massa demonstran. Mereka diketahui telah berada di dalam Kantor Kemendagri sejak pertengahan Agustus 2017.

"Mereka itu tidak demo ya. Tapi memang ada di dalam Kemendagri berkaitan dengan kasus yang ada di MK (Mahkamah Konstitusi). Dia sudah dua bulan di situ," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (11/10/2017).

Menurut Argo, massa beralasan bertahan selama dua bulan agar tidak ada orang Papua lain yang ke Kantor Kemendagri. Namun, Argo tidak merinci orang Papua lain yang dimaksud adalah massa pendukung calon Bupati Tolikara yang lain.

"Mereka menjaga agar tidak ada orang Papua ke situ. Mereka memantau saja," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya