Polisi Terus Cari Penyerang Novel Baswedan

Kasus penyerangan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hampir enam bulan mandek.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 13 Okt 2017, 15:02 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2017, 15:02 WIB
Bersama Novel Baswedan, Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Peduli KPK Beri Keterangan
Novel Baswedan saat memberikan keterangan lewat video call bersama Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/10). Mereka meminta Presiden mengambil langkah tegas penyelesaian perkara Novel. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyerangan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hampir enam bulan mandek. Kepolisian belum juga mengungkap pelaku atau aktor intelektual di balik kejadian tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan pihaknya masih mencari penyerang Novel Baswedan.

"Kita masih tetap melakukan proses, mencari saksi-saksi yang mengetahui dari kasus itu. Kalau ada yang mengetahui kita periksa, sampai sekarang kita masih mencari. Kalau tidak mengetahui kan tidak mungkin kita BAP," kata Argo di kantornya, Jakarta, Jumat (13/10/2017).

Menurut dia, kendala polisi belum menemukan pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan adalah saksi-saksi. Terlebih, kata dia, kamera pengintai atau CCTV di sekitar tempat kejadian juga tidak bisa dilihat.

"Kita mencari saksi yang melihat ada tidak. Sampai sekarang kita belum menemukan. CCTV sudah kirim ke Australia, hasilnya tidak bisa dilihat karena pecah," ujar Argo.

Masih Dirawat

Novel Baswedan masih harus menjalani perawatan di Singapura setelah disiram air keras oleh dua pengendara motor pada 11 April 2017, seusai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Mata Novel mengalami kerusakan, sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017. Dia pun segera menjalani operasi kedua untuk penyembuhan matanya.

Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang tengah menangani kasus korupsi pengadaan KTP elektronik (e-KTP) dan kasus-kasus besar lainnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya