Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno meninjau proyek mass rapid transit (MRT) di Stasiun Haji Nawi, Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2017).
Pembangunan stasiun di lokasi itu terhambat. Ada empat bidang tanah yang belum bisa dibebaskan Pemprov DKI.
Lokasinya terletak di depan dua toko, yakni Toko Karpet Serba Indah dan Gramer Mandiri. Pemilik lahan meminta Pemprov DKI mengganti lahannya senilai Rp 120 juta per meter. Sementara hasil putusan pengadilan menyebut Pemprov DKI hanya perlu membayar Rp 60 juta per meter.
Advertisement
Usai meninjau proyek dan meladeni awak media, Anies didatangi salah satu pemilik lahan. Orang itu bernama Mahesh, pemilik Toko Karpet Serba Indah, di kawasan Haji Nawi.
Anies membujuk Mahesh melepas lahannya demi kepentingan negara. Keduanya sempat berdialog.
"Kalau kita hanya hitung untung rugi, enggak ada untungnya," ujar Anies.
Mahesh mengaku setuju melepas lahannya. Hanya saja, ia meminta harga sesuai undang-undang. Tidak diungkap berapa besaran nominal yang ia maksud.
Entah apa yang kemudian mereka bicarakan. Tiba-tiba, Mahesh menyatakan siap melepas lahannya saat itu juga.
Anies dan Sandi lantas mengikuti Mahesh dan secara simbolis merobohkan pagar di toko milik Mahesh. Pihak MRT menjadi saksi dan mengucapkan terima kasih pada Mahesh atas kesepakatan melepas lahan itu.
Dengan begitu, masih ada tiga lahan yang belum dibebaskan. Anies meminta Wali Kota Jaksel untuk mengeksekusi lahan tersebut selambat-lambatnya pekan depan.
"Kepada wali kota supaya dieksekusi, bebaskan lahannya pastikan proyek ini tidak berhenti dan kita melihat kepentingan nasional yang amat besar dalam proyek ini," ujar Anies.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: