Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja, perlu mengenal lebih dalam tentang berbagai industri yang ada di Indonesia, salah satunya sektor hulu minyak dan gas. Dengan begitu, mereka akan lebih siap saat bekerja di bidang terkait.
Melihat kebutuhan tersebut, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) menggelar program Hulu Migas Goes to Campus 2017. Acara ini dilakukan di 42 kampus di seluruh Indonesia dan berlangsung dari November sampai awal Desember.
Tak hanya memberikan kuliah umum dan mengadakan diskusi tentang masalah terkini industri hulu migas, SKK Migas dan Kontraktor KKS juga menyerap gagasan dari para akademisi.
Advertisement
“Melalui kegiatan ini, diharapkan SKK Migas dan Kontraktor KKS menerima banyak masukan dari civitas akademika yang bisa digunakan untuk perbaikan industri hulu migas di masa depan,” ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher.
Industri hulu migas melakukan dua kegiatan utama, yaitu eksplorasi dan produksi. Industri ini merupakan proyek negara dan SKK Migas ditunjuk sebagai lembaga negara yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian. Kegiatan operasinya sendiri dijalankan oleh Kontraktor KKS, yaitu perusahaan-perusahaan migas yang telah menandatangani kontrak kerja sama hulu migas dengan Indonesia.
Meskipun saat ini harga minyak sedang rendah, tetapi industri ini masih memainkan peran strategis.
“Industri ini tidak hanya menghasilkan penerimaan negara, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional,” ucap Wisnu.
Hasil studi yang dilakukan SKK Migas dan Universitas Indonesia pada 2015 menunjukkan bahwa setiap investasi perusahaan hulu migas sebesar 1 juta Dolar AS, akan menghasilkan multiplier effect bagi perekonomian nasional sebesar 1,6 juta Dolar AS. Selain itu, investasi sebesar 1 juta Dolar AS itu juga akan menciptakan tambahan GDP sebesar 0,7 juta Dolar AS dan menciptakan peluang pekerjaan untuk 100 orang.
Hal ini dimungkinkan karena di Indonesia investasi dari perusahaan hulu migas tersebut dikontrol oleh negara melalui SKK Migas. Wisnu mengatakan, SKK Migas membuat kebijakan yang mewajibkan para Kontraktor KKS untuk memprioritaskan perusahaan dalam negeri saat memasok barang dan jasa.
Dia menambahkan, kebijakan tersebut akan terus menciptakan multiplier effect jika semua pihak mendukung industri hulu migas.
“Kami selalu menyampaikan mengenai pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif di industri ini. Kami sampaikan ini dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam acara Hulu Migas Goes to Campus,” kata Wisnu.
Program Hulu Migas Goes to Campus pun mendapatkan respons positif dari para mahasiswa yang mengikuti acara ini. Radha Salsana, Mahasiswi Teknik Geofisika Universitas Syiah Kuala, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat memberikan motivasi baginya untuk memahami secara lebih luas ilmu kebumian yang ditekuninya saat ini.
“Pengetahuan tentang dunia migas yang diberikan sangat penting bagi kami sebagai bekal untuk dunia kerja nantinya,” ujarnya.
Radha pun berharap kegiatan seperti ini akan terus berlangsung di masa yang akan datang. Sementara itu, Viandy Silaen dari Institut Sains dan Teknologi T.D Pardede Medan, mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan bekal bagi para mahasiswa untuk dapat menyampaikan tentang industri hulu migas kepada masyarakat secara lebih akurat.
“Saat ini suara mahasiswa masih sangat berpengaruh terhadap pemikiran masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Ludofikus Lobya, mahasiswa teknik elektro Universitas Musamus, Merauke, juga mengungkapkan bahwa program Hulu Migas Goes to Campus memberikan pemahaman baru tentang pekerjaan SKK Migas dan industri hulu migas.
“Saya termotivasi untuk suatu saat dapat berkiprah di industri ini," kata dia.
(*)