Donald Trump Klaim Para Pemimpin Dunia 'Menjilat' untuk Bersepakat Soal Kenaikan Tarif Resiprokal

Pernyataan Donald Trump tersebut muncul saat tarif yang diberlakukan secara besar-besaran terhadap 184 negara telah memicu kekhawatiran akan resesi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat, serta telah membuat pasar global ketakutan.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 09 Apr 2025, 20:05 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 20:05 WIB
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam sebuah acara tentang produksi energi di East Room Gedung Putih, Selasa, 8 April 2025, di Washington. (AP/Alex Brandon)
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam sebuah acara tentang produksi energi di East Room Gedung Putih, Selasa, 8 April 2025, di Washington. (AP/Alex Brandon)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - Donald Trump mengklaim para pemimpin dunia 'menjilat' untuk menegosiasikan kesepakatan tarif resiprokal atau timbal balik. Ia menyebut bahwa negara-negara tersebut berusaha sangat keras untuk membuat kesepakatan.

Pernyataan Donald Trump tersebut muncul saat tarif yang diberlakukan secara besar-besaran terhadap 184 negara telah memicu kekhawatiran akan resesi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat, serta telah membuat pasar global ketakutan.

Dalam laporan The Economic Times yang dikutip Rabu (9/4/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan pada jamuan makan malam Komite Kongres Nasional Republik (NRCC) Selasa (8/4) malam bahwa para pemimpin dunia yang panik dengan tarif yang diberlakukannya secara besar-besaran mulai 'menjilat/memuji' dalam upaya putus asa untuk mengurangi pungutan.

Trump yang menantang mengatakan negara-negara "sangat ingin membuat kesepakatan" dengan Amerika Serikat, sementara ia juga mengecam Partai Republik yang menentang rencana tarifnya.

Pemimpin AS Donald Trump mengklaim ahwa banyak negara menghubunginya dan "menjilat... sangat ingin membuat kesepakatan" setelah ia melancarkan perang tarif yang telah menjungkirbalikkan perdagangan global. Meskipun ia tidak menyebutkan nama negara mana saja, ia mengatakan bahwa mereka meneleponnya dan berkata, "tolong, tolong, Tuan, izinkan saya membuat kesepakatan. Saya akan melakukan apa saja. Saya akan melakukan apa saja, Tuan."

"Saya akan melihat seorang pemberontak dari Partai Republik, seseorang yang ingin berlagak, berkata: 'Saya pikir Kongres harus mengambil alih negosiasi'," kata Trump. "Biarkan saya katakan: Anda tidak bernegosiasi seperti saya bernegosiasi."

Pidato Trump disampaikan di tengah latar belakang ekonomi berupa kerugian pasar yang tajam dan kekhawatiran akan resesi akibat tarif yang diberlakukannya. China adalah negara yang paling terpukul dengan tarif 104 persen untuk semua impor yang dimulai pada hari Rabu (9/4). Tarif ini diberlakukan setelah Tiongkok berjanji untuk "berjuang sampai akhir" dalam perang dagang.

 

Negara Mana Saja yang Sudah Negosiasi dengan Donald Trump?

Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO.
Presiden AS Donald Trump. Dok: Gedung Putih... Selengkapnya

Pekan lalu, Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa ia melakukan "panggilan telepon yang sangat produktif" dengan To Lam, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, "yang mengatakan kepada saya bahwa Vietnam ingin memangkas Tarif mereka hingga nol jika mereka dapat membuat kesepakatan dengan AS."

Pada hari Senin (7/4), ia berbicara tentang panggilan telepon dengan penjabat presiden Korea Selatan untuk membahas masalah perdagangan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menemuinya di Ruang Oval. Selain itu, Gedung Putih belum merilis rekaman panggilan telepon, apalagi merinci soal upaya 'menjilat' yang dilakukan sejumlah negara terkait kebijakan tarif yang baru diterapkannya.

 

Tarif untuk Farmasi Akan Diberlakukan?

Presiden ke-47 AS Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif setelah dilantik. (AFP)
Presiden ke-47 AS Donald Trump. (AFP)... Selengkapnya

Dalam pidatonya di acara penggalangan dana, Donald Trump mengatakan bahwa ia akan segera mengumumkan tarif besar untuk sektor farmasi.

"Tarif untuk farmasi akan diberlakukan karena kami tidak membuat obat farmasi sendiri, melainkan dibuat di negara lain. Harga paket yang sama di AS, terkadang harganya 10 kali lipat lebih mahal. Kami akan mengenakan tarif untuk farmasi sedemikian rupa sehingga perusahaan akan segera mendatangi kami. Keuntungan yang kami miliki adalah, kami adalah pasar yang sangat besar," ucap Donald Trump.

"Dalam waktu dekat, kami akan mengumumkan tarif besar untuk farmasi dan ketika perusahaan-perusahaan ini mendengarnya, mereka akan meninggalkan China dan negara-negara lain karena sebagian besar produk mereka dijual di sini. Dan, mereka akan membuka pabrik mereka di sini," tutur Trump.

Trump juga mengejek anggota parlemen AS yang mencoba mengambil kembali kekuasaan legislatif untuk mengenakan tarif, dengan mengatakan Kongres payah dalam bernegosiasi dan dia tahu apa yang dia lakukan. "Saya tahu apa yang saya lakukan. Saya tahu apa yang saya lakukan, dan Anda juga tahu apa yang saya lakukan. Itulah sebabnya Anda memilih saya."

"Itu bukan cara yang tepat untuk membicarakan negara lain. Semua taktik negosiasinya dapat digunakan untuk melawannya, dan rakyat Amerika akan membayar semua kesombongannya," tulis seorang pendukung di X.

Pekan lalu, Trump membela tarif "timbal balik" yang diumumkannya pada tanggal 2 April, dengan mengatakan bahwa AS akan menjadi "jauh lebih baik" secara ekonomi sebagai hasilnya.

Trump menambahkan bahwa beberapa negara ingin menegosiasikan kesepakatan dengan AS untuk menghindari pembayaran tarif yang disebut "Hari Pembebasan". Jepang, Korea Selatan, dan Italia dikatakan termasuk di antara negara-negara yang terkena dampak yang sekarang berusaha mencapai perjanjian perdagangan baru dengan AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya