Liputan6.com, Karangasem - Hujan masih membasahi beberapa titik kawasan sekitar Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem hari itu. Namun, Pos Aju Selat milik Basarnas, BPBD dan instasi terkait, sepi di tengah rintik hujan.
Hanya ada dua petugas SAR, 1 petugas BPBD dan 2 anggota Pramuka di pos tersebut.
Baca Juga
Tiba-tiba, suara seseorang di radio komunikasi mengabarkan masih ada warga yang belum meninggalkan rumah mereka di lereng Gunung Agung. Seketika itu, pria-pria berseragam oranye itu satu per satu naik ke mobil truk milik SAR. Tanpa ragu mereka melaju ke arah desa.
Advertisement
Tidak butuh waktu lama petugas Basarnas tiba di lokasi desa yang masih banyak warga bertahan di rumahnya. Mereka adalah warga Desa Pring Sari, Dusun Babakan.
Satu per satu petugas menurunkan bantuan Basarnas dengan santun. Salah satu petugas lalu menyampaikan niat mereka datang bersama rekan-rekannya.
Pada percakapan itu, perwakilan Basarnas mengatakan hendak mengajak warga mengungsi, menjauh ke lokasi aman.
"Saya ke sini ingin mengajak Bapak Ibu dan semua untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Info dari PVMBG Gunung Agung sudah mau meletus, " kata salah satu petugas kepada perwakilan warga, Rabu 29 November 2017.
Namun, niat dan harapan para petugas Basarnas itu tidak bersambut. Warga desa tersebut menolak dengan halus ajakan petugas.
"Mohon maaf, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas bantuannya. Tapi biarkan kami tetap di rumah, dulu tahun 1963 kita tidak kena apa-apa. Tempat ini hanya dilewati lahar dingin dan itu pun lewat sungai," kata perwakilan warga itu.
Putar Otak
Tidak kehabisan akal, petugas kembali membujuk dan menyampaikan hasil penelitian dari PVMBG tentang kondisi Gunung Agung. Tapi, lagi dan lagi warga kembali menolak dievakuasi.
Setelah berjam-jam diajak bicara santai dan berujung bujukan evakuasi petugas belum juga berhasil mengajak mereka turun. Perasaan tak menentu menghantui petugas.
Mereka akhirnya mencari lokasi baru yang warganya juga tidak mau mengungsi.
Mereka tiba di Banjar Candu, Kecamatan Rendang. Petugas, di sana, berhasil membujuk 22 warga untuk dievakuasi dan direlokasi menuju pos pengungsian di daerah Kubu, Kabupaten Bangli.
Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika menjelaskan Gunung Agung terus mengalami aktivitas dan mengalami fase kritis.
"Volume material yang keluar cukup besar. Ada dua kemungkinan cara volume itu keluar, " katanya.
Badan Nasional Penanggulaangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, setelah diguncang tremor over scale selama setengah jam pukul 13.30 Wita hingga pukul 14.00 Wita, Gunung Agung melontarkan batu super panas sejauh 4 kilometer.
Batu yang lebih besar dari kepalan tangan manusia itu bersuhu 500 derajat Celsius.
"Lontaran batu hingga radius 4 km dari puncak kawah Gunung Agung memang terjadi pada 28/11/2017 siang. Jadi bukan hoax," tulis Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya @Sutopo_BNPB, Kamis (30/11/2017).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement