Liputan6.com, Karangasem - Kemarin Gunung Agung meletus setelah diguncang tremor over scale selama setengah jam pukul 13.30 WITA hingga pukul 14.00 WITA. Bersama letusan, gunung setinggi 3.142 mdpl itu melontarkan batuan panas lebih besar dari kepalan tangan.
Namun, hal itu buru-buru dibantah berbagai pihak. Salah satunya oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang melakukan teleconference dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
Baca Juga
Dengan tegas mantan Kapolda Bali itu menyebut, lontaran batuan panas dengan suhu 500 derajat celsius dari Gunung Agung itu hoax.
Advertisement
Lantas bagaimana respons Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)?
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, lontaran batu itu terekam dalam gambar yang diterima oleh institusinya.
"Lontaran batu kemarin kita menerima gambar yang mengindikasikan lontaran batu," ujar Devy di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (30/11/2017).
Devy belum bisa memastikan langsung ke lokasi karena masuk radius bahaya. "Kita belum bisa memastikan sampai saat ini kenapa, kita belum berani ke sana. Nanti kalau sudah berani kita akan ke sana," ujarnya.
Ancaman Lontaran Batu Panas
Namun, Devy melanjutkan, perlu disadari letusan kemarin cukup besar dengan VEI skala II. Saking besarnya hingga over scale alias alat perekam gempa tak mampu merekam gempa tremor. "Amplitudonya melebihi kapasitas," tuturnya.
Dalam kondisi demikian, Devy melanjutkan, lontaran batu berpotensi terjadi. "Dalam rekomendasi kita lontaran batu sangat memungkinkan. Terjadi atau tidak, kita tidak perlu meributkan hal itu. Tapi kita perlu menyampaikan potensi itu ada," terang dia.
"Masalah nanti batunya beneran atau tidak, itu nanti saja di akhir krisis kita cari ke sana batunya. Sekarang dalam kondisi saat ini yang perlu masyarakat tahu di dalam zona bahaya ancaman lontaran batu itu ada," kata Devy.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement