BNN: Sabu Cair Punya Efek Sama, tapi Bikin Cepat Mati

Saat meminum sabu cair yang dicampurkan ke dalam air mineral atau lainnya, dahaga pengguna tidaklah hilang.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 19 Des 2017, 10:45 WIB
Diterbitkan 19 Des 2017, 10:45 WIB
Pabrik Sabu di Diskotek
Kepala BNN Komjen Budi Waseso memeriksa barang bukti hasil penggerebekan di Diskotek MG, Jakarta Barat. Diskotek ini terungkap juga menjadi pabrik pembuat narkoba (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pengungkapan pabrik narkotika jenis sabu cair oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di Diskotek MG Internasional Club, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, membuat masyarakat mulai mengenal narkoba jenis baru itu. Meski berbeda wujud, kandungan barang haram itu tetap sama.

Namun begitu, yang dipermasalahkan adalah dosisnya. Makin banyak mengonsumsi sabu, pastinya jadi lebih dekat dengan kematian. Beda cara mengonsumsi, akan jadi beda rasa dan intensitasnya.

Untuk sabu cair, ahli Kimia Farmasi BNN Kombes Mufti Djusnir menyampaikan, penggunanya malah paling dekat dengan kematian dibanding sabu kristal bubuk.

"Sabu ini kan methampethamin. Itu kalau digunakan nanti kita dehidrasi. Jadi pemakainya itu akan mengalami dehidrasi, kekurangan cairan," tutur Mufti saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Saat meminum sabu cair yang dicampurkan ke dalam air mineral atau lainnya, dahaga pengguna tidaklah hilang. Kerongkongan malah terasa kering dan jadi merasa perlu untuk minum lagi terus-menerus.

Dari situ, dosis semakin meningkat. Mungkin pengguna akan berbagi dengan yang lain. Satu botol bisa beramai-ramai. Namun, sangat menghawatirkan bagi yang meminum sebotol sendirian.

"Mereka akan merasa pengin pipis terus. Merasa kering kerongkongan, merasa haus. Pernah enggak makan yang banyak kandungan mecinnya? Itu kan sering haus kita. Nah, seperti itu mirip," ucap dia.

Dosis yang makin bertambah terus tentu mempercepat tercapainya dosis maksimal. Kalau maksimal sudah terlampaui, maka masuk ke dosis letal.

"Dosis letal ya bisa mati," Mufti menandaskan.

Sabu Cair Sulit Dibeli

MG Diskotek
Kepala BNN Komjen Budi Waseso memeriksa barang bukti hasil penggerebekan di Diskotek MG, Jakarta Barat. Diskotek ini terungkap juga menjadi pabrik pembuat narkoba (Liputan6.com/Istimewa)

Tidak sembarang orang bisa masuk ke Diskotek MG. Mereka harus memiliki kartu member khusus.

"Iya (pengunjung harus) pakai member. Mereka kan punya sekuriti," ujar Kepala BNN Provinsi DKI Jakarta Brigjen Johny P Latupeirissa saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Menurut Johny, penjagaan di diskotek tersebut cukup ketat. Namun, petugas sekuriti yang dipasang bukan untuk mengamankan diskotek dari tindak kejahatan.

"Jadi manajemen memperkerjakan mereka untuk mengamankan transaksi narkoba itu," kata dia.

Pengunjung yang datang tidak serta merta mendapatkan member. Mereka harus 10 kali berkunjung ke Diskotek MG baru bisa memiliki member untuk bisa mendapatkan sabu cair tersebut.

Transaksi narkoba di diskotek ini juga tidak mudah diketahui oleh pengunjung baru. Sebab, sabu cair tersebut dikemas dalam botol air mineral berukuran 300 ml.

Sekilas, sabu cair tersebut tidak ada bedanya dengan air mineral biasa. Bahkan berdasarkan pengakuan pengunjung yang terjaring razia, rasanya tawar seperti air mineral.

"Kalau di diskotek itu kan gelap-gelapan. (Pengunjung baru) enggak bakalan tahu, kecuali orang yang mengajak mereka itu orang yang punya member," ucap Johny.

Dibekingi Aparat

Diskotek MG yang ada di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat, ini diduga telah beroperasi cukup lama. Berdasarkan pengakuan sementara para karyawan yang diamankan petugas BNN, produksi narkoba di lokasi tersebut telah berlangsung sejak dua tahun terakhir.

Pabrik narkoba berkedok tempat hiburan malam itu sulit terendus lantaran cukup tertutup. Bahkan lurah setempat pun dilarang masuk saat hendak melakukan pemantauan rutin.

Johny menampik, diskotek tersebut mampu menjalankan bisnisnya selama sekitar dua tahun terakhir ini lantaran adanya beking dari oknum aparat. Sejauh ini, tidak ada indikasi keterlibatan aparat dalam bisnis haram tersebut.

"Saya nggak ada duga-duga. Kalau ada bekingan aparat, otomatis kemarin ada perlawanan, kemarin enggak ada yang melawan," ucap Johny.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya