1 Wanita Anggota Geng Motor Jepang Jual Senjata Tajam di Medsos

3 wanita anggota Geng Jepang juga berperan sebagai perekrut anggota baru.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 27 Des 2017, 13:27 WIB
Diterbitkan 27 Des 2017, 13:27 WIB
kriminal-ilustrasi-130709c.jpg
Ilustrasi garis polisi

Liputan6.com, Depok - Satu dari tiga wanita anggota geng motor Jepang di Depok yang kerap melakukan tindakan kriminal, ternyata juga berperan menjual senjata tajam yang diproduksi sendiri.

"Jadi dipajang, dijualnya lewat Facebook, media sosial. Tapi enggak mencantumkan harganya," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis di Mapolresta Depok, Rabu (27/12/2107).

Calon pembeli, menurut Putu, harus menghubungi nomor pelaku yang tertera. Setelah itu, calon pembeli memesan jenis senjata tajam yang diinginkan.

“Nah itu japri atau via whatsapp untuk cara membelinya,” jelas dia.

Geng Jepang sendiri disorot setelah aksi mereka menjarah toko pakaian di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Adapun tiga wanita anggota geng Jepang yang ditetapkan sebagai tersangka adalah YA (16), EF (18), dan BA (16). Mereka juga punya peran merekrut anggota baru geng.

Jejak Kriminal

Polda-Metro-Rilis-Tersangka-Pandawa-Grup
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menunjukan barang bukti kasus dugaan penipuan, penggelapan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Pandawa Group di Polda Metro, Jakarta, Kamis (9/3). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, aksi pemuda-pemuda tersebut memang meresahkan. Dalam catatan kepolisian, setidaknya Geng Jepang telah lima kali melakukan penjarahan.

"Dia tidak hanya jarah pakaian saja, tapi dia juga jarah tukang gorengan, nasi goreng di pinggir jalan juga ada, dia untuk makan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (26/12/2017).

Polisi, kata Argo, masih melakukan pendalaman terkait sejumlah aksi kriminal yang dilakukan Geng Jepang.

"Ada juga warung-warung dia serbu di situ, sedang kami dalami itu," kata dia.

Sepi Pembeli

Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan.
Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah tersebut kiranya tepat untuk menggambarkan kondisi toko pakaian Fernando, di Jalan Cakalele, Sukmajaya, Depok. Setelah ratusan potong pakaian dijarah geng motor Jepang, kini toko yang buka 24 jam itu sepi pembeli.

"Sepi yang beli setelah kejadian penjarahan," kata salah satu karyawan toko, Obet, kepada Liputan6.com di lokasi, Depok, Rabu (27/12/2017).

Pria asal Sukabumi, Jawa Barat, ini berujar, jika seharinya bisa puluhan pembeli keluar masuk tokonya. Namun, usai penjarahan tersebut, pembeli langsung turun drastis.

"Ramai biasanya, keluar masuk bisa puluhan apalagi kalau malam, makin ramai pembeli,” ujar dia.

Ia mengaku geram dengan aksi beringas muda-mudi yang menjarah ratusan pakaian tersebut.

“Pasti marahlah. Salah apa toko ini sampai mereka menjarah begini,” ucap Obet.

Aksi penjarahan Geng Jembatan Mampang atau biasa disebut Geng Jepang terekam kamera CCTV dan viral di sosial media.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya