5 Fakta Unik Pencurian Tali Pocong di Pemakaman Ciputat

MI nekat mencuri tali pocong di pemakaman Ciputat. Kasus ini terungkap setelah keluarga korban kaget melihat makam itu terbongkar.

oleh Anendya Niervana diperbarui 09 Jan 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2018, 18:15 WIB
Ilustrasi Kuburan
Ilustrasi Kuburan

Liputan6.com, Jakarta - Pemakaman Taman Abadi, Ciputat, Tangerang, dihebohkan dengan kasus pencurian tali pocong. Peristiwa itu diketahui pada Jumat 29 Desember 2017 saat keluarga mengetahui makam almarhum MS alias Capu dalam keadaan bekas terbongkar.

"Makam sudah dalam keadaan tergali dan tiga buah papan penutup almarhum yang berada di bagian kepala, tengah dan kaki sudah terbuka," ujar Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Ahmad Alexander Yurikho Hadi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Atas kejadian tersebut, keluarga korban langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Ciputat.

Pencurian tali pocong memang bukan fenomena biasa. Pencurian terhadap suatu properti seringnya berkaitan dengan harga jual barang yang tinggi tapi tidak dengan tali pocong. Peristiwa ini kerap kali dikaitkan dengan hal mistis yang sulit diterima akal sehat.

Lantas sebenarnya hal itu terjadi? Berikut ini fakta-fakta aneh kasus pencurian tali pocong tersebut:

 

1. Korban Baru Meninggal Sehari

Garis Polisi Ilustrasi
(Liputan6.com/ilustrasi)

Pelaku MI nekat mencuri tali pocong dari jenazah Suhendra bin Solahi alias Hendra Capung pada Jumat 29 Desember 2018. Hendara diketahui baru meninggal sehari sebelum kejadian atau pada Kamis 28 Desember 2017 sekitar pukul 10.00 WIB di Musala Al Hasan Khaenah Ciputat dekat kuburan tersebut.

Almarhum yang meninggal karena sakit itu kemudian dimakamkan sekitar pukul 14.00 WIB di hari yang sama.

Keesokan harinya, pihak keluarga bermaksud berziarah ke makam almarhum. Mereka pun terkejut begitu mendapati makam sudah terbongkar.

Sempat ragu, keluarga menanyakan letak makam Suhendra kepada penjaga makam. Penjaga makam pun ikut kaget menemukan kondisi makam yang berantakan. Keluarga akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polsek Ciputat.

 

2. Penglaris Angkot

Ilustrasi Garis Polisi
Ilustrasi Garis Polisi (Istimewa)

Pelaku MI mengaku berprofesi sebagai sopir tembak angkutan kota. Dalam sehari, MI hanya menerima penghasilan dikisaran Rp 30 ribu sampai Rp 60 ribu perhari.

Suatu ketika, MI mengeluhkan minimnya penghasilan yang ia terima kepada seorang penumpang. Penumpang tersebut menyarankan agar MI menyimpan tali pocong. Tali pocong dipercaya untuk syarat penglaris.

"Ngobrol-ngobrol sama penumpang, katanya nyimpen tali pocong kalau mau ramai," kata MI.

Mendengar kabar Suhendra meninggal, MI pun tak ragu melancarkan aksi itu. Ia berharap angkutan kotanya bisa ramai penumpang dengan menuruti saran tersebut.

 

3. Korban Aktif di Perguruan Silat Elang Perak

20150829-Garis Polisi
Ilustrasi garis polisi.

Almarhum Muhammad Suhendra Bin Salohi dilahirkan di Jakarta, 01 Oktober 1970. Terakhir, Suhendra diketahui bekerja serabutan.

Semasa hidup, Suhendra diketahui aktif di perguruan silat Elang Perak. Pria tamatan SMA ini juga tercatat sebagai pendiri perguruan silat tersebut.

Saat ini Suhendra tercatat sebagai satu-satunya korban kasus pencurian tali kafan yang di Polsek Ciputat.

 

4. Teman Dekat

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

MI mencuri tali pocong setelah mendapat masukan dari rekannya. Kala itu, temannya menyarankan demikian agar MI bisa meraup hasil maksimal dalam pekerjaannya sebagai sopir angkot.

Saat MI diberitahu untuk menyimpan tali pocong, ia terpikir untuk mengambil barang itu milik kawannya, almarhum Suhendra. MI juga mengakui tidak merasa takut sama sekali saat melakukan aksi pencurian karena almarhum adalah teman dekatnya.

"Enggak takut, teman dekat soalnya," ujar MI.

Sebelum meninggal, MI dan Hendra memang dikabarkan sering menghabiskan waktu bersama. MI menuturkan sudah empat bulan kenal dan tidur bersama Hendra di musala makam.

 

5. Ajak Bicara Jenazah

Ilustrasi tempat kejadian perkara diberi garis polisi. (CNN)
Ilustrasi tempat kejadian perkara diberi garis polisi. (CNN)

Saat mendengar temannya itu meninggal, MI berniat melaksanakan saran penglaris yang diberikan penumpang. MI menggunakan patahan kayu rambutan dan tangannya untuk menggali makam. Aksinya itu berlangsung selama 3,5 jam.

Ketika melakukan ritualnya itu, MI mengaku sempat mengajak bicara jasad Hendra. Ia meminta izin untuk mengambil tali kafannya.

MI mengambil empat tali kafan milik Hendra yaitu di bagian kepala, leher, tangan, dan kaki. Setelah itu, MI mengantongi tali kafan tersebut di dalam sweater yang ia kenakan.

Kemudian MI istirahat di gubuk tidak jauh dari makam selama kurang lebih 30 menit. Lalu ia pulang ke rumah neneknya untuk berganti pakaian dan menyimpan tali kafan hasil curiannya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya