Korban Pedofil di Tangerang Akan Jalani Pemeriksaan Rontgen

WS alias Babeh melakukan pelecehan seksual terhadap 41 anak berusia 10 sampai 15 tahun di Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 10 Jan 2018, 07:18 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2018, 07:18 WIB
Ilustrasi Pencabulan
Ilustrasi Pencabulan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Tangerang - WS alias Babeh melakukan pelecehan seksual terhadap 41 anak berusia 10 sampai 15 tahun di Tangerang. Dalam melakukan aksinya, pedofil ini menyuruh korbannya menelan pelor gotri.

Setelah memeriksa para korban pedofilia ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menyatakan, pelor gotri yang telah ditelan 41 anak tersebut berbahaya jika tidak dikeluarkan dari tubuh mereka. Pasalnya, rata-rata 41 anak tersebut ada yang telah menelan pelor gotri hingga 15 butir.

"Pelor gotri itu adalah logam yang tidak bisa dicerna oleh tubuh, kalau dia bisa dikeluarkan lagi lewat feses, maka tidak berbahaya," ujar Kasubag TU Pusat Pelayanan Terpadu Dinkes Kabupaten Tangerang, Dedi Agus, Selasa (9/1/2018).

Namun, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui apakah hingga kini masih berada di dalam perut anak-anak korban kekejian nafsu bejat WS alias Babeh tersebut. Selain itu juga perlu adanya tindakan untuk mengetahui keberadaan pelor gotri itu.

"Harus dilakukan rontgen dulu untuk mengetahui apakah masih ada gotri tersebut di dalam perut, kalau masih ada maka diagnosanya tergantung pemeriksaan dokter spesialis," Kata Dedi.

Gangguan Jiwa

pencabulan
Ilustrasi pencabulan.

Beratnya trauma dan rasa sakit yang dialami, membuat korban pencabulan oleh predator anak WS alias Babeh di Tangerang, sampai mengalami gangguan jiwa.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tangerang, Nadli Rotun.

Setelah menjadi korban Babeh, ujar Nadli, perilaku salah seorang anak berubah drastis.

"Anak tersebut sering marah-marah bahkan sering mengancam akan membunuh ibunya," kata Nadli.

Korban yang masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) tersebut, ucap Nadli, paling sering menjadi sasaran nafsu syahwat WS. Sehingga korban yang paling menderita secara fisik maupun psikis.

"Korban 17 kali digauli," dia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya