Istana: Reaksi Menteri Luhut Bukan Sikap Presiden

Menurut Johan, pernyataan Luhut itu murni sikap pribadi dan sama sekali tidak mewakili sikap pemerintah atas pernyataan Amien Rais.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 21 Mar 2018, 16:36 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2018, 16:36 WIB
Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Presiden, Johan Budi, menegaskan bahwa reaksi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang akan membuka dosa politikus PAN Amien Rais tidak mewakili sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Pak Luhut menurut saya tidak mewakili sikap Presiden. Ini perlu digarisbawahi," kata Johan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Menurut dia, pernyataan Luhut itu murni sikap pribadi dan sama sekali tidak mewakili sikap pemerintah atas pernyataan Amien Rais. "Itu lebih kepada sikap pribadi Pak Luhut yang gaya penyampaiannya seperti itu," ucap Johan.

Sebelumnya, Menteri Luhut Pandjaitan menanggapi dengan keras pernyataan Amien Rais. Dalam pidatonya, Luhut memang tak menyebut nama Amien Rais. Dia menggunakan istilah "senior" yang diduga merujuk pada Amien Rais yang kerap mengkritik Jokowi.

"Ada senior bilang kasih sertifikat itu ngibulin. Apa yang ngibulin. Sertifikat itu prosesnya panjang dan berbelit. Sekarang cepat dan banyak. Saya pikir kita enggak bisa asal ngomong," kata Luhut, Senin, 19 Maret 2018 lalu.

Luhut juga kesal dengan serangan-serangan yang menyebut pemerintah pro-PKI. Menurutnya, hal itu cuma kebohongan yang terus disebarkan.

"Jangan bilang pro-PKI, pro-PKI gimana? Saya ikut tumpas PKI. Saya tentara, saya tahu itu," kata Menteri Luhut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Soal Nasionalisme

Ketika Tiga Menteri Berswafoto Usai Penandatanganan Kerja Sama Antarbank
Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Luhut menegaskan, jangan pernah menyebut pemerintah tidak nasionalisme dan menyerang dengan kepentingan asing. Dia menyebut orang yang belum pernah ditembaki tak pantas mengkritik soal nasionalisme.

"Saya perang di Timtim tahun 1975. Anak buah saya gugur delapan orang di Kopassus. Jangan bilang nasionalisme kalau belum pernah ditembakin," kata Luhut.

"Kau merasa paling bersih, kamu boleh ngomong. Tapi dosamu banyak juga kok. Udahlah diam sajalah. Tapi jangan main-main. Kita bisa cari dosamu sampai dapat," tegas Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya